Demikian pula dengan lantai petirtaan, terbuat dari bata merah pada. Lantainya berada pada kedalaman 2 meter dari batas atas struktur dinding.
Wicaksono menduga, petirtaan kuno di Sumberbeji dibangun pada masa Kediri, lalu dipugar pada masa Majapahit.
Dia mengungkapkan, selama ekskavasi yang dilakukan sejak 2019 hingga akhir 2020, ditemukan berbagai jenis benda purbakala dari Tiongkok pada masa dinasti Song abad ke-11, serta benda-benda dari masa dinasti Yuan, abad ke-13 hingga ke-14.
Secara keseluruhan, kata Wicaksono, berbagai temuan lepas berupa uang logam dan porselen dari Tiongkok, lebih banyak berasal dari masa dinasti Yuan.
Kemudian dari struktur bangunan petirtaan, termasuk beberapa arca Jaladwara yang ditemukan, lebih banyak didominasi dari era Majapahit.
"Dari temuan Jaladwara, tidak ada yang sama. Jaladwara yang kecil-kecil bisa disandingkan dengan Jaladwara di Candi Tikus. Sedangkan yang besar, coraknya lebih mengarah ke gaya Kediri," ujar dia.
Awal ditemukan
Petirtaan Sumberbeji ditemukan di sebuah lahan di tengah persawahan Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Lokasinya berada di sebelah selatan Kabupaten Jombang, berjarak sekitar 14 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Jombang.
Petirtaan kuno di Sumberbeji berada di lahan milik Desa Kesamben, di tengah area persawahan, dikelilingi pepohonan berusia tua.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.