YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kota Yogyakarta memastikan kantor Syam Organizer yang kemarin digeladah Densus 88 Antiteror Mabes Polri tidak tercatat sebagai lembaga amil zakat (LAZ).
Dalam keterangan websitenya, Syam Organizer merupakan lembaga penggalang donasi publik dan dana sosial sejak tahun 2013.
Kepala Kanwil Kemenag Kota Yogyakarta Nur Abadi mengatakan, pihaknya dikejutkan dengan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh Densus 88.
"Belum itu (terdaftar), kita kaget selama ini tidak ada laporan dari siapa pun dan kelihatannya memang tertutup," ujarnya dihubungi wartawan, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Densus 88 Geledah Sebuah Kantor di Yogyakarta, Petugas Sita Komputer hingga Kaleng Donasi
Pihaknya juga tidak mendapatkan laporan oleh warga sekitar terkait kegiatan Syam Organizer.
"Enggak ada sama sekali, kemudian ketika kami minta dari KUA bahkan Pak RT saja enggak tahu. Melihat sering ada orang datang tapi enggak tahu," ujar dia.
Sementara itu, Kasi Kanwil Kemenag DIY Misbahrudin menegaskan, Syam Organizer tidak terdaftar di Kemenag.
"Jadi di kami Se-DIY ada 41 amil atau organisasi pengelola zakat. 6 itu Baznas, 1 Baznas DIY. Kemudian yang 5 Baznas kabupaten kota. Kemudian yang 35 itu lembaga amil zakat (LAZ). Dari 35 itu yang sudah berizin ada 29. Jadi yang belum berizin tinggal 6. Di data kami yang masang kotak infaq di data kami tidak ada," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah sebuah kantor di Jalan Suryodiningratan RT 030 RW 008, Kampung Kumendaman, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Baca juga: Densus 88 Gelar Operasi di DIY, Sultan HB X: Saya Malah Senang
Ketua RT 030 RW 008, Kampung Kumendaman, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Setyo Karjono mengatakan, pihak Densus 88 datang ke wilayahnya sekitar pukul 13.00 WIB.
Penggeledahan itu selesai dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB.
"Mereka kesini memperkenalkan diri dari Densus 88, istilahnya kula nuwun (permisi) saat datang menggunakan pakaian bebas. Lalu saya diminta untuk melihat kegiatannya," kata Setyo saat ditemui di rumahnya, Minggu (4/4/2021).
Setyo tak tahu persis barang apa saja yang dibawa petugas Densus 88. Ia hanya melihat beberapa dokumen, peralatan kantor, komputer, laptop, dan kaleng donasi.
Untuk mengangkut barang-barang tersebut pihak Densus 88 harus menggunakan truk.
"Banyak dokumen-dokumen, peralatan kantor, komputer, laptop, dan kaleng donasi dari ruangan-ruangan kantor. Saya kurang tahu dalamnya, semacam brosur-brosur banyak, jadi lebih pada kaitan dengan keagamaan. Serta juga berupa dokumen keuangan dana-dana," jelasnya.
Terdapat dua penjaga saat tim Densus 88 menggeledah kantor tersebut. Penjaga tersebut diminta menunjukkan ruangan yang ada di kantor.
"Ada dua penjaga disuruh menunjukkan ruangan siapa saja yang ada. Kalau kedua orang itu ikut diamankan atau tidak saya kurang tahu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.