YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku pariwisata dan pekerja transportasi umum menerima vaksin dosis pertama secara drive thru di taman Parkir Ramayana Ballet, kompleks Candi Prambanan.
Dalam kegiatan ini dua tokoh epos Ramayana Rama dan Shinta juga turut divaksin dari dalam mobil.
Dari pengamatan Kompas.com, sejak pagi tampak pelaku pariwisata, dan pekerja transportasi umum datang dengan menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka tampak antre dengan tertib.
Sebelum divaksin, mereka menjalani tes kesehatan. Setelah lolos screening kesehatan, mereka lantas menuju lokasi vaksinasi.
Baca juga: Layani Vaksinasi Drive Thru, Wali Kota Sutiaji Sebut Masyarakat Malang Tidak Takut Divaksin
Mereka menjalani setiap tahap tanpa harus turun dari kendaraannya.
Proses vaksinasi secara drive thru ini juga menerapkan protokol kesehatan ketat.
Tampak pula tokoh Rama dan Shinta yang menaiki mobil.
Keduanya melewati tahap pengecekan kesehatan. Setelah itu dari dalam mobil keduanya disuntik vaksin.
Plt Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Sleman Budiharjo yang hadir membacakan sambutan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu bagian penting dari upaya penanganan pandemi yang saat ini melanda dunia.
"Tujuan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini adalah mengurangi transmisi atau penularan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat kita," ujar Budiharjo kepada wartawan, Senin (5/4/2021).
Tujuan lain dari vaksinasi ini untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19.
Melalui vaksinasi ini kekebalan tubuh dapat terbentuk. Sehingga masyarakat bisa kembali produktif secara sosial dan ekonomi.
"Sasaran vaksinasi massal ini adalah pelaku pariwisata, dan pengemudi transportasi umum. Salah satu sektor yang paling terdampak pandemi ini adalah sektor pariwisata," ungkapnya.
Baca juga: Persiapan Uji Coba PTM, Dinkes Salatiga Percepat Vaksinasi Ratusan Guru
Meski telah divaksin diharapkan masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Dengan vaksin ini bukan berarti lantas kita bebas tidak menjalankan protokol kesehatan. Protokol kesehatan harus tetap diterapkan karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Covid-19," tegasnya.