Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bima Belum Surut Total, Warga Memilih Bertahan di Pengungsian

Kompas.com - 04/04/2021, 19:19 WIB
Syarifudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sementata itu, Kasubid Penanganan Darurat BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan mengatakan, sedikitnya kurang lebih 800 warga mengungsi menyusul banjir bandang yang terjadi pada Jumat sore.

Mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka terendam air dengan ketinggian 50 sentimeter hingga dua meter setelah hujan deras yang mengguyur cukup lama.

"Diperkirakan korban mengungsi sebanyak 800 lebih jiwa. Mereka mengungsi di masjid-masjid dan rumah keluarga yang tidak terdampak banjir, namun sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Bambang saat ditemui di kantor BPBD setempat.

Bantuan korban banjir

Sementara itu, pemerintah memastikan bahwa bantuan logistik untuk korban banjir yang tersebar di empat Kecamatan tercukupi.

Bahkan, bantuan masih saja terus berdatangan dari berbagai pihak seperti sumbangan dari donatur, warga, maupun pengusaha yang peduli atas musibah tersebut.

"Di tempat pengungsian termasuk warga yang bertahan di rumah pasti setiap hari kami drop bantuan berupa beras, mi instan dan nasi bungkus, air mineral serta pakaian hangat, kelengkapan bayi dan keperluan rumah tangga lainnya. Bantuan juga berasal dari relawan, warga dan para dermawan," ujarnya

Ia menyatakan, secara keseluruhan banjir yang melanda Kabupaten Bima sudah surut, namun menyisakan genangan di sejumlah titik.

"Sampai hari ini memang ada genangan di beberapa titik, seperti beberapa desa di Kecamatan Woha dan Bolo," ujar Bambang

Lambatnya tingkat penyusutan air di wilayah terdampak terutama di bantaran sungai karena berada di dataran rendah, sehingga air cenderung lambat untuk surut.

Baca juga: Sederet Fakta Banjir Bandang di Bima, Rumah Hanyut hingga Warga Bertahan di Atap

Untuk menanggulangi genangan di permukiman tersebut, BPBD telah mempersiapkan peralatan untuk menguras air yang menggenangi perkampungan.

"Di beberapa lokasi itu memang perkampungan yang berada di dataran rendah, sehingga perlu dilakukan upaya penyedotan guna mengurangi volume air," tuturnya.

Baca juga: Banjir Landa Kabupaten Bima, Ibu Hamil dan Anak 5 Tahunnya Bertahan di Atap Rumah

Ia mengatakan, proses penyedotan air dilakukan menggunakan mesin pompa. Setelah disedot, air dibuang ke aliran sungai yang ada di sekitar lokasi banjir.

"Semua peralatan sudah kita siapakan. Insya Allah, petugas akan segera melakukan penyedotan di lokasi banjir, terutama di titik-titik yang berada di sekitar sungai," ucapnya.

Selain itu, BPBD terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan pasca-banjir.

Pemerintah Kabupaten Bima juga telah membuka dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum warga korban bencana banjir selama tiga hari ke depan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com