KOMPAS.com - Lima hari usai menjalani vaksinasi Covid-19, Komandan Kompi di Batalyon A Brimob Polda Maluku, Iptu LT mengeluh sesak napas dan meninggal dunia.
Petugas kemudian mengecek jenazahnya dengan melakukan tes swab.
Hasil pemeriksaan, ternyata Iptu LT dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Komandan Brimob yang Meninggal 5 Hari Setelah Disuntik Vaksin Ternyata Positif Covid-19
Bersama anggota polisi lainnya, LT disuntik vaksin AstraZeneca di Lapangan Upacara Polda Maluku di kawasan Tantui.
Sebelum disuntik vaksin, Iptu LT telah menjalani screening kesehatan. Dokter juga mewawancarai kondisi kesehatan polisi tersebut.
Sehari pascavaksinasi atau pada 31 Maret 2021, Iptu LT mengaku meriang.
"Jadi tanggal 30 kemarin itu korban ikut vaksinasi, besoknya tanggal 31 korban alami meriang," kata Roem.
Kondisi itu membuat Iptu LT dan istrinya pergi ke rumah sakit.
Ketika mereka memeriksakan diri, petugas medis menyatakan tidak ada penyakit apa-apa pada Iptu LT.
Saat itu, petugas memberinya obat. Kondisi Iptu LT sempat membaik usai mengonsumsi obat tersebut.
"Saat diperiksa tidak ada penyakit apa-apa lalu korban diberi obat. Setelah itu korban minum lalu sembuh lagi seperti biasa," tutur Roem.
Tetapi, sekitar lima hari kemudian, Iptu LT mengeluh sesak napas.
Lima hari usai divaksin, Minggu (4/3/2021) pagi, LT ditemukan dalam kondisi lemas di sofa.
Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata LT sudah meninggal dunia.
Menurut penjelasan istri, LT sempat sesak napas.
"Memang sempat sesak napas tadi malam jam 12 lalu tadi pagi istrinya lihat suaminya sudah terbaring di sofa, lalu dibawa ke rumah sakit, ternyata sudah meninggal," tuturnya.
Setelah meninggal, petugas sempat melakukan tes swab terhadap jenazah Iptu LT.
"Almarhum ini ternyata positif Covid-19, pemeriksaan (swab) dilakukan tadi setelah korban meninggal dunia dan hasilnya keluar positif," kata Roem kepada Kompas.com, Minggu (4/4/2021) sore.
Namun Roem belum mengetahui dari mana LT tertular virus.
Roem sebelumnya menegaskan bahwa meninggalnya LT bukan karena vaksin.
"Yang jelas sekali lagi, kita tidak bisa bilang ini karena vaksin," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: Farid Assifa, Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.