KOMPAS.com - Datang ke Palembang, Sumatera Selatan, kurang puas jika belum berkunjung ke Kampung Kapitan.
Kampung Kapitan ini berada di tepi Sungai Musi atau di Jalan KH. Azhari Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Dahulu kawasan ini adalah tempat pertama kali keturunan Tionghoa di Palembang.
Baca juga: Sejarah Pembangunan Monpera Palembang, Saksi Bisu Perang 5 Hari 5 Malam
Kampung Kapitan merupakan area pemukiman seluas 165,9 × 85,6 meter, berada di tengah pemukiman padat di tepi Sungai Musi dan bersebelahan dengan Benteng Kuto Besak.
Dikutip dari situs ibs.pemprovsumsel.go.id, kawasan ini dinamakan dengan kampung kapitan karena di kawasan ini terdapat 3 rumah perwira. Kampung ini didirikan pada tahun 1644 abad XVI.
Awal munculnya Kampung Kapitan adalah saat runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad XI dan munculnya Dinasti Ming (Cina) pada abad XIV.
Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera yang Jadi Ikon Kota Palembang
Pada masa itu Kerajaan Cina membentuk lembaga dagang yang salah satunya berpusat di Palembang, sehingga banyak pedagang Cina yang kemudian menetap dan menikah dengan gadis Palembang.
Salah satu kepala kantor dagang Cina yang terkenal adalah Lioang Taow Ming.
Lioang Taow Ming adalah seseorang yang memiliki pengaruh kuat pada komunitas Cina.
Baca juga: Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang
Di masa kolonial Belanda mengangkat perwira Cina berpangkat Mayor untuk mengatur wilayah 7 Ulu, yang dikenal sebagai Mayor Tumenggung dan Mayor Putih.
Setelah itu, jabatan itu diwariskan secara turun temurun kepada pewarisnya yaknii Tjoa Kie Tjuan.
Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang, Berawal dari 4 Suku
Tjoa Kie Tjuan merupakan pimpinan masyarakat Cina Palembang yang pertama, ia memiliki pangkat mayor. Masa kepemimpinannya adalah dari tahun 1830-1855 di kawasan 7 ulu.
Setelah itu diteruskan oleh putranya yaitu Tjoa Ham dengan pangkat kapiten atau kapten menggantikan ayahnya dan diberikan wewenang dan kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri.
Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya
Tjoa Han Him juga dipercaya untuk mengawasi pajak. Pada masa kepemimpinannya daerah ini diberi nama Kampung Kapitan yang merupakan gelar dan julukannya.
Awalnya pemerintahan Belanda memberikan wilayahnya karena merasa khawatir terhadap golongan keturunan Cina di Palembang.
Namun seiring perkembangannya, masyarakat Cina kemudian menjadi perantara perdagangan dan mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintahan Belanda.
Baca juga: Sejarah di Balik Pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.