Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kampung Kapitan, Tempat Keturunan Tionghoa Pertama di Palembang

Kompas.com - 04/04/2021, 16:04 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Datang ke Palembang, Sumatera Selatan, kurang puas jika belum berkunjung ke Kampung Kapitan.

Kampung Kapitan ini berada di tepi Sungai Musi atau di Jalan KH. Azhari Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.

Dahulu kawasan ini adalah tempat pertama kali keturunan Tionghoa di Palembang.

Baca juga: Sejarah Pembangunan Monpera Palembang, Saksi Bisu Perang 5 Hari 5 Malam

Kampung Kapitan merupakan area pemukiman seluas 165,9 × 85,6 meter, berada di tengah pemukiman padat di tepi Sungai Musi dan bersebelahan dengan Benteng Kuto Besak.

Dikutip dari situs ibs.pemprovsumsel.go.id, kawasan ini dinamakan dengan kampung kapitan karena di kawasan ini terdapat 3 rumah perwira. Kampung ini didirikan pada tahun 1644 abad XVI.

Awal munculnya Kampung Kapitan adalah saat runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad XI dan munculnya Dinasti Ming (Cina) pada abad XIV.

Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera yang Jadi Ikon Kota Palembang

Pada masa itu Kerajaan Cina membentuk lembaga dagang yang salah satunya berpusat di Palembang, sehingga banyak pedagang Cina yang kemudian menetap dan menikah dengan gadis Palembang.

Salah satu kepala kantor dagang Cina yang terkenal adalah Lioang Taow Ming.

Lioang Taow Ming adalah seseorang yang memiliki pengaruh kuat pada komunitas Cina.

Baca juga: Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang

Di masa kolonial Belanda mengangkat perwira Cina berpangkat Mayor untuk mengatur wilayah 7 Ulu, yang dikenal sebagai Mayor Tumenggung dan Mayor Putih.

Setelah itu, jabatan itu diwariskan secara turun temurun kepada pewarisnya yaknii Tjoa Kie Tjuan.

Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang, Berawal dari 4 Suku

Tjoa Kie Tjuan merupakan pimpinan masyarakat Cina Palembang yang pertama, ia memiliki pangkat mayor. Masa kepemimpinannya adalah dari tahun 1830-1855 di kawasan 7 ulu.

Setelah itu diteruskan oleh putranya yaitu Tjoa Ham dengan pangkat kapiten atau kapten menggantikan ayahnya dan diberikan wewenang dan kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri.

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya

Tjoa Han Him juga dipercaya untuk mengawasi pajak. Pada masa kepemimpinannya daerah ini diberi nama Kampung Kapitan yang merupakan gelar dan julukannya.

Awalnya pemerintahan Belanda memberikan wilayahnya karena merasa khawatir terhadap golongan keturunan Cina di Palembang.

Namun seiring perkembangannya, masyarakat Cina kemudian menjadi perantara perdagangan dan mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintahan Belanda.

Baca juga: Sejarah di Balik Pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saksikan Penyerahan Syahadah ke Tahfiz dan Tahfizah Riau, Gubenur Edy Mengaku Terharu

Saksikan Penyerahan Syahadah ke Tahfiz dan Tahfizah Riau, Gubenur Edy Mengaku Terharu

Regional
Kena Lemparan Batu Saat Bentrok Antarsuporter, Bos PSIS Semarang Dapat 8 Jahitan

Kena Lemparan Batu Saat Bentrok Antarsuporter, Bos PSIS Semarang Dapat 8 Jahitan

Regional
3 Anggota Polisi di Maluku Dipecat, Salah Satunya Perwira

3 Anggota Polisi di Maluku Dipecat, Salah Satunya Perwira

Regional
Pangdam Udayana: Presiden Kunjungi 3 Kabupaten di NTT Selama 3 Hari

Pangdam Udayana: Presiden Kunjungi 3 Kabupaten di NTT Selama 3 Hari

Regional
18 Petugas Lapas Serang Diperiksa Buntut 2 Napi Tewas Usai Minum 'Hand Sanitizer'

18 Petugas Lapas Serang Diperiksa Buntut 2 Napi Tewas Usai Minum "Hand Sanitizer"

Regional
Pencarian 12 Pendaki di Gunung Marapi Terkendala Hujan Abu

Pencarian 12 Pendaki di Gunung Marapi Terkendala Hujan Abu

Regional
Longsor Timbun Rumah Warga Banyumas, Satu Orang Tewas

Longsor Timbun Rumah Warga Banyumas, Satu Orang Tewas

Regional
Bersihkan Longsor yang Tutup Rel di Banyumas, KAI Terjunkan Alat Berat

Bersihkan Longsor yang Tutup Rel di Banyumas, KAI Terjunkan Alat Berat

Regional
Ada 29 Pendaki asal Riau di Gunung Marapi Saat Erupsi Terjadi, 6 Masih Hilang

Ada 29 Pendaki asal Riau di Gunung Marapi Saat Erupsi Terjadi, 6 Masih Hilang

Regional
Bocah 7 Tahun Tewas Tak Wajar di Rumah Orangtua Angkat, 7 Orang Jadi Tersangka

Bocah 7 Tahun Tewas Tak Wajar di Rumah Orangtua Angkat, 7 Orang Jadi Tersangka

Regional
Belum Jelas ke Mana 139 Pengungsi Rohingya yang Berlabuh di Sabang Akan Ditampung

Belum Jelas ke Mana 139 Pengungsi Rohingya yang Berlabuh di Sabang Akan Ditampung

Regional
Saling Tantang Tawuran, Dua Geng Remaja Bercelurit di Pati Ditangkap Polisi

Saling Tantang Tawuran, Dua Geng Remaja Bercelurit di Pati Ditangkap Polisi

Regional
Puan Nilai Doni Monardo Sosok Pekerja Keras dan Mudah Berbaur dengan Semua Orang

Puan Nilai Doni Monardo Sosok Pekerja Keras dan Mudah Berbaur dengan Semua Orang

Regional
Polisi Tangkap 7 Pelaku Pencurian Gading Kerajaan Nita NTT

Polisi Tangkap 7 Pelaku Pencurian Gading Kerajaan Nita NTT

Regional
Viral, Video Keributan Suporter di Gerbang Tol Tembalang Semarang, Polisi Lakukan Pengecekan

Viral, Video Keributan Suporter di Gerbang Tol Tembalang Semarang, Polisi Lakukan Pengecekan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com