Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Semburan Api di Persawahan Indramayu, Warga: Kalau Malam Bau Gasnya Tercium Banget

Kompas.com - 04/04/2021, 07:46 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Warga di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dikagetkan dengan munculnya semburan api di tengah persawahan.

Salah seorang warga, Abidin (61), menceritakan, sebelum api itu berkobar, warga sempat mendengar bunyi bising seperti pesawat jet dari lokasi semburan.

Kata Abidin, akibat semburan api itu, warga yang berada tak jauh dari tempat semburan merasakan hawa panas dan mencium bau menyengat.

“Apalagi nanti kalau malam, bau gasnya kecium banget,” tuturnya, dikutip dari TribunCirebon.

Namun, ia tidak mengetahui penyebab mengapa api bisa muncul.

Baca juga: Heboh, Api Muncul di Tengah Persawahan di Indramayu, Ini Sumbernya


Muncul sejak dua minggu lalu

Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Desa Sukaperna Sulkhin Nurdin menerangkan, api tersebut muncul sejak dua minggu lalu.

Meski mengetahui adanya semburan api, masyarakat membiarkannya.

Sulkhin menuturkan, jika mendekati lokasi semburan, akan tercium bau gas.

Hingga Sabtu (3/4/2021) pukul 19.00 WIB, api masih tampak menyala.

Baca juga: Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Tanah Bergetar dan Terdengar Ledakan

 

Warga khawatir

Sulkhin berharap agar pemerintah segera bertindak.

Warga merasa khawatir bila semburan itu akan seperti kejadian kebakaran di kilang minyak PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan.

"Takut terjadi seperti di Balongan itu, terjadi ledakan kemudian api membesar memberi dampak kepada warga sekitar. Kami mau pemerintah setempat turun tangan," ungkap Sulkhin.

Ia mengatakan, dari munculnya semburan api ini, warga di sekitar lokasi kejadian gagal panen karena padinya rusak.

Padahal, bulan ini masyarakat setempat memasuki musim panen.

Baca juga: Di Tengah Pemadaman Api, 5 Orang Ini Diduga Malah Menjarah Barang dari Ruko yang Terbakar

Berasal dari sumur tua eksplorasi minyak zaman kolonial

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu Caya, semburan api itu berasal dari sumur tua bekas eksplorasi minyak pada zaman Belanda.

Pada akhir Desember 2020 lalu, sempat terjadi hal serupa di lokasi tersebut.

Hanya saja, bukan api yang keluar.

"Jadi waktu akhir Desember itu sempat keluar semburan tapi berupa lumpur, gas, sama air, namun ini (semburan) berupa api," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).

Baca juga: Selidiki Penyebab Kilang Minyak Balongan Kebakaran, Polisi: Tunggu Api Padam

 

Diduga karena faktor alam

Ilustrasi apiShutterstock Ilustrasi api

Ia memperkirakan, semburan api muncul karena faktor alam.

"Ini muncul lagi karena pengaruh alam, karena ini sumurnya sumur tua zaman kolonial Belanda,” ucapnya.

Baca juga: Ganti Rugi Tak Segera Diberikan, Warga Terdampak Ledakan Tangki Balongan Geruduk Pertamina

Caya menyampaikan, lokasi munculnya semburan api itu tidak dipunyai oleh PT Pertamina (Persero) EP (Eksplorasi dan Produksi), melainkan disebut milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dilansir dari TribunCirebon, pada Senin (5/4/2021), BPBD Kabupaten Indramayu bakal mengundang semua pihak terkait untuk mengambil langkah penanggulangan kejadian ini.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi | Editor: Robertus Belarminus), TribunCirebon.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com