Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Banjir Bandang di Bima, Rumah Hanyut hingga Warga Bertahan di Atap

Kompas.com - 03/04/2021, 15:52 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (2/4/2021) sore.

Akibatnya, rumah warga terendam bahkan ada yang sampai terbawa hanyut.

Warga pun harus menyelamatkan diri ke rumah saudara hingga terpaksa bertahan di atap rumah menunggu dievakuasi.

Baca juga: Banjir Bandang Landa Bima, Listrik di 26 Desa Padam, Akses Jalan Lumpuh

Rumah hanyut

Ilustrasi banjir dan ombakTOTO SIHONO Ilustrasi banjir dan ombak
Dilansir dari Kompas TV, banjir bandang menyebabkan 10 rumah hanyut terbawa banjir bandang.

Air diduga berasal dari wilayah Tambora.

Terlihat dari video amatir warga, air bercampur lumpur mengalir deras hingga menghanyutkan rumah.

Selain rumah, kendaraan warga pun ikut hanyut dalam banjir bandang tersebut.

Baca juga: Banjir Bandang di Bima, Warga Bertahan di Atap Rumah Menunggu Dievakuasi

Banjir rendam ratusan rumah warga di Kabupaten Bima pada Jumat (02/04/2021)KOMPAS.COM/SYARIFUDIN Banjir rendam ratusan rumah warga di Kabupaten Bima pada Jumat (02/04/2021)

Rendam empat kecamatan

Banjir bandang mulai terjadi pukul 15.50 Wita dan semakin meninggi sekitar waktu maghrib.

Sedikitnya ada empat kecamatan yang terdampak, yakni Bolo, Madapangga, Monta dan Woha.

Yang paling parah terjadi di Perumahan Rabakodo, Kecamatan Woha.

Pada pukul 21.00 Wita, warga mulai mengunsi ke tempat yang lebih aman.

Baca juga: Ahli Beberkan Ancaman Marabahaya di Balik Fenomena Pencarian Emas di Pantai Maluku Tengah, Apa Itu?

Bertahan di atap

Ilustrasi BanjirKOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Ilustrasi Banjir
Selain mengungsi ke rumah saudara dan tetangga, ada pula warga yang memilih bertahan di atap rumahnya. Salah satunya Imam.

"BTN Raba Kodo dikepung banjir. Saya bersama istri dan anak terpaksa ngungsi diatap rumah," ujar Imam, warga Desa Rabakodo saat dihubungi.

Bahkan ada satu atap rumah yang sampai digunakan untuk enam keluarga.

"Satu atap rumah ada enam kepala keluarga, ada ibu hamil dan anak kecil serta bayi 5 bulan. Saya sempat berteriak minta tolong dievakuasi, tak tega melihat anak-anak kedinginan," kata Imam.

Baca juga: Fakta Abdurahman, Sosok Pria yang Naiki Kereta Kencana Pangeran Keraton Yogya, Berasal dari Jakarta, Sudah Bertemu Gusti Yudha

 

Ilustrasi banjirShutterstock Ilustrasi banjir
Evakuasi berlangsung dramatis

Proses evakuasi di Perumahan BTN Rabakodo berlangsung cukup dramatis.

Ketinggian air yang sampai menyentuh atap dikhawatirkan akan terus naik hingga menutup rumah.

Beruntung warga bisa terselamatkan dan dibawa ke tempat pengungsian menggunakan perahu karet.

"Alhamdullilah, kami terselamatkan. Terima kasih pada tim yang sudah berjuang melawan arus demi nyelamatkan kami," ucap Imam.

Baca juga: GBPH Yudhaningrat Beri Wejangan pada Pria yang Duduk di Atas Keretanya, Apa Isinya?

Aliran listrik padam

Manager PLN unit layanan pelanggan Woha, Ibnu Sina mengatakan, ada sebanyak 54 gardu distribusi PLN yang mengalami gangguan.

Akibatnya, lebih dari 7.500 pelanggan di 26 desa yang terputus aliran listriknya.

“Saat ini, kami fokus pada pengamanan instalasi listrik untuk keselamatan masyarakat. Jadi, aliran listrik untuk sementara kami putus dulu, sampai kami pastikan kondisi benar benar aman," kata Ibnu dalam rilis tertulis, Sabtu.

Aliran listrik akan dinormalkan kembali setelah banjir surut.

"Semoga air lekas surut sehingga petugas dapat segera melakukan perbaikan jaringan di lapangan," kata Ibnu.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Syarifudin, Karnia Septia | Editor : Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com