Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Hobi Jadi Rezeki, Sambal Kemasan Heni Tembus Ritel Modern, Omzet Ratusan Juta

Kompas.com - 02/04/2021, 17:00 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Berawal dari hobi, Heni Wardhani sukses berusaha sambal kemasan. Penjualan sambal itu kini tembus ke ritel modern dengan omzet rata-rata Rp 200 juta setahun.

Heni memberi nama usahanya dengan "Sambal Mama Ni", merujuk pada jenis usaha dan namanya.

Sebelum membuka usaha, Heni mengaku sebagai penyuka sambal. Dia kerap membeli sambal yang dia sukai sebagai pelengkap makanan.

Kemudian, dia mencoba untuk membuat sambal sendiri. Hal itu karena dia suka memasak.

Baca juga: Jual Pentol Goreng, Omzet Ibu Rumah Tangga Ini Capai Rp 4 Juta Per Hari

Didorong saudara untuk jual sambal

Sambal buatannya itu ternyata banyak disukai orang. Teman dan kerabatnya lantas memintanya untuk berjualan sambal tersebut.

"Banyak teman-teman saya yang suka dengan sambal saya. Saudara saya waktu ke sini, saya kasih sambal ini juga suka. Terus mendorong saya buat jualan," kata Heni di rumahnya di Perumahan Plaosan Permai Blok A nomor 47 Pandanwangi, Kota Malang, Jumat (2/4/2021).

Berkat dorongan itu, Heni memulai usahanya itu pada 2 September 2013 dengan modal Rp 100.000. Uang itu menghasilkan 15 botol kemasan sambal.

Sambal kemasan botol itu lantas dijual dengan memanfaatkan fitur BackBerry Messenger (BBM). Animo pembeli cukup tinggi hingga dirinya terus meningkatkan produksi.

"Dua minggu pertama produksi 500 botol," katanya.

Baca juga: Joko Sukses Usaha Kaktus Hias Saat Pandemi, Permintaan Menggila, Omzet hingga Rp 80 Juta Per Bulan

Dalam sebulan bisa produksi 4.000 botol sambal kemasan

Heni Wardhani saat menunjukkan sambal kemasan hasil produksinya di rumahnya, Jumat (2/4/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Heni Wardhani saat menunjukkan sambal kemasan hasil produksinya di rumahnya, Jumat (2/4/2021).
Ketika itu, penjualan dilakukan dengan memesannya terlebih dahulu atau by order.

"Dulu by order. Tidak langsung stok. Karena belum mengerti ketahanan sambel dan kualitas makanan," katanya.

Seiring berjalannya waktu, Heni mulai memahami tentang ketahanan sambal dan kualitasnya. Heni terus meningkatkan produksi sambalnya.

Dalam sebulan, dirinya bisa memproduksi hingga 2.000 kemasan. Bahkan pernah hampir 4.000 kemasan dalam sebulan.

Baca juga: Pemuda Ini Sebulan Raup Omzet Belasan Juta dari Jualan Baju Bekas

Tembus ritel modern, jadi oleh-oleh khas Malang

Varian sambal yang dibuatnya juga semakin beragam. Hingga Juli 2020, sudah ada 23 varian sambal yang dibuatnya. Sambal tersebut dijual dengan harga Rp 23.000.

Sementara itu, distribusi penjualannya juga sudah beragam. Heni menjualnya secara online di berbagai marketplace. Heni juga menjualnya dengan model reseller.

Sambal itu juga dijual di ritel modern yang ada di Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan dan Malang.

Tidak hanya itu, sambal itu juga menjadi salah varian oleh-oleh yang dijual di sejumlah toko oleh-oleh di Malang.

Baca juga: Berawal dari Hobi, Ita Kini Punya Usaha Budidaya Kaktus dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan

 

Produksi terpukul pandemi

Heni Wardhani saat menunjukkan sambal kemasan hasil produksinya di rumahnya, Jumat (2/4/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Heni Wardhani saat menunjukkan sambal kemasan hasil produksinya di rumahnya, Jumat (2/4/2021).
Meski dijual di berbagai platform penjualan, Heni tidak menampik bawa ada penurunan produksi akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, selama pandemi produksinya turun hingga rata-rata 1.500 kemasan dalam sebulan.

"Sekarang lagi sepi, rata-rata 1.500 sebulan. Sepi karena pandemi," katanya.

Meski begitu, Heni mulai merasakan adanya tren peningkatan penjualan.

Selama pandemi, Heni mensiasati penjualannya dengan semakin menggencarkan penjualan melalui platform online.

Harga cabai meroket, produksi tetap jalan

Heni mengatakan, kenaikan harga cabai yang terjadi dalam waktu dekat ini tidak berpengaruh terhadap usahanya. Sebab biasanya, saat harga cabai di pasaran mahal, permintaan produksi sambal kemasannya meningkat.

"Kalau cabai mahal biasanya permintaan meningkat," katanya.

Sementara itu, untuk menstabilkan biaya produksi, pihaknya membeli cabai ke petani langsung. Hal itu membuat harga cabai lebih murah dari pada di pasaran.

Tidak hanya itu, membeli cabai langsung ke petani membuat cabai yang didapatkannya lebih segar.

"Bahan baku berburu ke petani langsung supaya harga murah," katanya.

"Selain itu, biasanya saat harga cabai naik, harga bahan yang lainnya murah. Kayak bawang putih murah, bawang merah jadi murah," jelasnya.

Saat ini, Sambal Mama Ni sudah mendapatkan label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan nama yang digunakannya sudah didaftarkan untuk hak cipta.

Sambal itu tahan selama delapan bulan sejak diproduksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com