KOMPAS.com - Anak sekuriti pengadang pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, ditawari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo jadi polisi.
Tawaran itu diberikan sebagai bentuk apresiasi atas aksi Kosmas yang mengadang pelaku bom bunuh diri.
Selain itu, polisi juga mengapresiasi upaya pengamanan internal pihak gereja karena bisa mencegah hal-hal yang mencurigakan masuk ke dalam gereja.
Sementara itu, KA, seorang oknum pegawai bank milik negara di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, diduga menggelapkan uang nasabah sebesar Rp 2,5 miliar.
Dari hasil pemeriksaan awal yang dilalukan polisi, KA sudah beraksi sejak Agustus 2020 silam.
Kepada polisi, tersangka KA mengaku uang nasabah yang dibawa kabur digunakan untuk investasi online.
Baca populer nusantara selengkapnya:
Aksi heroik yang dilakukan Kosmas, sekuriti Gereja Katedral yang mengadang pelaku bom bunuh diri diapresiasi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, Kapolri pun menawarkan anak Kasmos untuk menjadi polisi.
"Itu (tawaran) sebagai apresiasi dari Kapolri terhadap keberanian Pak Kosmas ini dan kita juga sangat apresiasi tinggi kalau tidak seperti Pak Kosmas itu ceritanya akan berbeda," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam saat diwawancara di salah satu hotel di Makassar, Rabu (31/3/2021).
Kata Merdisyam, dengan keberanian serta ketelitiannya Kosmas bisa menaha pelaku bom bunuh diri saat hendak memaksa masuk ke dalam gereja.
Sikap Kosmas, kata Merdisyam, mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap hal-hal yang mencurigakan.
Baca juga: Ayahnya Adang Pelaku Bom Bunuh Diri, Anak Sekuriti Gereja Katedral Makassar Ditawari Jadi Polisi
Kapolres sambas AKBP Robertus B Herry Ananto Pratiknyo mengatakan, terbongkarnya kasus ini berawal dari adanya laporan bank tempat pelaku bekerja yang kehilangan uang nasabah sebesar Rp 2,5 miliar.