Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Birute Galdikas Dokter Jerman, 50 Tahun Mengabdi untuk Orangutan, Menikah dengan Pria Dayak

Kompas.com - 01/04/2021, 10:40 WIB
Rachmawati

Editor

Di yayasan tersebut, Yan mulai mengabdikan dirinya untuk melestarikan orangutan.

Baca juga: 9 Orangutan Dipulangkan ke Indonesia Setelah Diselundupkan di Malaysia

“Saya kan memang pernah menjadi mahasiswa bu Galdikas. Saya membiayai sendiri untuk menjadi relawan. Saya orang Indonesia-Amerika, banyak orang Indonesia berpikir: ‘wah enak ya jadi relawan, pasti dibayar banyak. Tidak sama sekali, saya dianggap sebagai relawan orang Amerika," kata Yan.

Relawan seperti Yan menangani berbagai pekerjaan yakni dari ikut membersihkan kandang hingga memberi makan.

“Tugas saya sih datang mengontrol, bagaimana kebersihan kandang, karena saya sudah tahu orangutan. Jadi 75% saya di Care Center, di tempat karantina. Sekarang ini berubah perilaku orangutan karena sudah terlalu lama di kandang."

"Jadi kalau mangga dikupas kadang tidak dimakan, terbuang. Lain kalau kita kupaskan dan dipotong-potong. Harus bisa kreatif dalam mengerjakan ini, jadi harus diatur bagaimana agar mereka suka sehingga tidak terbuang," jelas Yan.

Baca juga: Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Tiga tahun tanam 375.000 bibit

Hutan Kalimantan yang luas menjadi habitat yang baik bagi orangutan. Tak heran jika Birute juga ikut melestarikan hutan di Kalimantan dengan menanam berbagai pohon.

“Kami menanam pohon asli, memulai menanam bibit sejak tahun 2017. Sejak itu sudah menanam 375.000 bibit sampai akhir tahun 2020. Memang waktu pandemik agak susah, karena orang tidak mau keluar dari desa,” ujar Birute.

Doktor Birute Galdikas yang pernah mengikuti konferensi orangutan di Serawak mengatakan, hanya terdapat 2.000 orangutan liar di Malaysia.

Baca juga: Momen Langka, Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting Lahirkan Bayi Kembar

Karena di Malaysia, mereka punya hak untuk memiliki senjata secara sah, dan mereka suka membunuh orangutan,

Sedangkan Indonesia mempunyai lebih banyak orangutan. Di Tanjung Puting, ada 5.000 orangutan liar.

“Sekarang di Taman Nasional Tanjung Puting dan sekitarnya, ada sekitar 5.000 orangutan liar dan Tanjung Puting adalah tempat di seluruh dunia yang mempunyai paling banyak orangutan,” ungkapnya.

Baca juga: Ini yang Bikin Dubes AS Terpukau Saat Berwisata ke Tanjung Puting

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Kalimantan Tengah Guntur Talajan mengatakan Taman Nasional Tanjung Puting sangat terkenal sebagai obyek wisata alam dan pendidikan, seperti dijelaskan

“Jadi gaya hidup liar orangutan yang bebas di hutan itu yang ditonton, dilihat, diteliti, bahkan menjadi obyek pendidikan baik bagi wisatawan maupun kalangan akademis, terutama untuk manca negara Eropa,” ujar Guntur.

Saat ini Doktor Birute Galdikas berada di Los Angeles, California. Ia menunggu waktu untuk bisa kembali ke Kalimantan setelah pandemi Covid-19 berlalu.

Peringatan 50 tahun pengabdiannya untuk pelestarian orangutan sejak tahun 1971 tepatnya bulan November nanti, ingin ia peringati di Kalimantan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com