PALEMBANG, KOMPAS.com - Vaksinasi massal yang dijadwalkan pemerintah Indonesia selesai pada Desember 2021 harus molor selama satu tahun.
Kejadian itu disebabkan karena tertundanya pengiriman 10 juta dosis vaksin AstraZeneca dari India.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, pemerintah India melakukan embargo karena adanya lonjakan kasus positif Covid-19 yang tinggi.
Sehingga, mereka tak mengizikan untuk mengimpor vaksin keluar wilayah sementara waktu.
"Grafik di India yang semua turun sekarang menjadi meledak, pemerintah di sana melarang impor vaksin karena dikhususkan untuk mereka dulu. 10 juta vaksin AstraZeneca yang kita pesan mengalami keterlambatan karena pending di India,"kata Tito di Palembang, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian: ASN dan Pegawai BUMN Dilarang Mudik, Ini Masih Pandemi...
Tito menjelaskan, pemerintah Indonesia saat ini menggunakan jalur impor untuk pengadaan vaksin Covid-19.
Adapun vaksin yang disiapkan berasal dari tiga negara, yakni Sinovac berasal dari China, Pfizer dari Amerika Serikat serta AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII).
Pada Juli 2021, vaksin Pfizer akan tiba di Indonesia dan langsung didistribusikan ke seluruh wilayah.
"Vaksin merah putih diperkirakan selesai akhir desember. Sebelum mengandalkan itu (vaksin merah putih) kita harus impor,"ujarnya.
Baca juga: Rekomendasi Komnas PP KIPI Vaksin AstraZeneca Aman, Pemprov Sulut Lanjutkan Penyuntikan
Menteri Kesehatan membuat time line penyelesaian vaksin berlangsung April 2022. Namun, Presiden meminta vaksinasi selesai untuk 332 juta jiwa pada Desember 2022.
"Targetnya sehari harus 1 juta divaksin, sampai hari ini baru 400 sampai 500 ribu yang divaksin. Mungkin sedikit lambat karena AstraZeneca terpending di India," jelasnya.
Untuk mengatasi keterbatasan jumlah vaksin saat ini, pemerintah pusat pun membuat deadline dengan vaksinasi sasaran khusus.
Seperti tenaga kesehatan, lansia, pelayanan publik, TNI/Polri bahkan pedagang dan pengemudi ojek online.
"Setelah semuanya selesai, baru vaksin diberikan kepada kelompok yang lain," kata mantan Kapolri tersebut.
"Dengan begitu daerah diharapkan bisa cepat menyelesaikan vaksinasi."
Baca juga: Ini Alasan Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Tolak Vaksin AstraZeneca
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.