SURABAYA, KOMPAS.com - Dua terduga teroris yang ditangkap tim gabungan Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jatim di Kabupaten Tulungagung dan Nganjuk disebut berafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan, beda dengan kelompok yang ditangkap sebelumnya.
"2 terduga teroris yang ditangkap kemarin dari kelompok JAD," kata Gatot, di Mapolda Jatim, Rabu (31/3/2021).
Awal Maret 2021 lalu, Tim Densus 88 Mabes Polri menangkap total 22 terduga teroris di wilayah Jatim seperti di Surabaya, Malang, hingga Mojokerto. Mereka disebut terafiliasi dari kelompok Jaringan Islamiah (JI).
Baca juga: Senjata Rakitan dan Buku Jihad Diamankan dari 2 Terduga Teroris di Jatim
Kelompok JAD disebut kerap melakukan aksi teror di Indonesia. Selain bom Gereja Katedral Makassar Minggu lalu, juga bom Solo hingga bom gereja di Surabaya pada 2018 lalu.
Bahkan pelaku penusuk Menkopolhukam Wiranto di Banten pada 2019 lalu juga disebut berafiliasi dengan JAD.
Selasa kemarin, 2 terduga teroris ditangkap Tim gabungan Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jatim di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung.
Di Nganjuk, terduga teroris berinisial LAM ditangkap di Dusun Kentingan Desa Puhkerep Kecamatan Rejoso.
Sementara di Tulungagung tim gabungan menangkap NMR di Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan.