Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Permen Herbal untuk Imun Buatan Dosen di Salatiga

Kompas.com - 31/03/2021, 13:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga menciptakan inovasi permen herbal imunomodulator untuk meningkatkan imunitas.

Permen herbal tersebut diinisiasi Dhanang Puspita dan Pulung Nugroho, dosen Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW.

Kepada Kompas.com, Dhanang mengatakan ide permen herbal muncul karena saat ini banyak masyarakat yang mulai konsumsi jamu untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Baca juga: Dosen UKSW Ciptakan Permen Imunomodulator untuk Tingkatkan Imunitas

Atau untuk merangsang imunitas yang disebut imunomodulator.

Ia mencontohkan di Suku Toraja yang menggunakan ramuan herbal dari daun miana untuk obat batuk.

Menurut Dhanang masalah yang muncul adalah jamu herbal rasanya pahit sehingga sulit dikonsumsi terutama untuk anak-anak.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Salatiga Tunggu Persetujuan Gubernur Jateng

Karena alasan itulah ia membuat permen herbal dalam bentuk jelly.

"Bahkan di daerah tertentu seperti di Suku Toraja, sejak dahulu ramuan herbal daun miana digunakan sebagai obat batuk," paparnya.

“Permasalahannya, jamu herbal rasanya pahit dan kurang dapat diterima oleh lidah sehingga tidak semua orang bisa mengkonsumsi. Karena itu perlu upaya agar jamu bisa dinikmati semua orang dan semua kalangan, termasuk anak-anak."

"Kami mencoba membuat permen herbal dalam bentuk jelly sehingga kita bisa mengenalkan produk herbal ke dalam permen,” terang Dhanang.

Baca juga: 40.847 Warga Salatiga Sudah Divaksin, Wali Kota: Jangan Lengah, Covid-19 Masih Ada

Terbuat dari miana dan sambiloto

Sambiloto/ wikipediaSambiloto/ wikipedia Sambiloto/ wikipedia
Dhanang mengatakan permen herbal yang ia buat berbahan dasar miana dan sambiloto. Untuk menutupi rasa pahit, mereka menggunakan senyawa bioaktif.

"Proses pembuatan permen herbal ini diawali dengan ekstraksi untuk mengeluarkan senyawa bioaktif dalam tumbuhan miana dan sambiloto."

"Setelah itu dilakukan pemekatan dengan cara menambahkan bahan pengikat yang bertujuan untuk mengentalkan cairan dan menyalut senyawa bioaktif agar tidak rusak saat pengolahan dan menutupi rasa pahit," ungkapnya.

Tak hanya miana dan sambiloto, permen herbal tersebut mengandung saponin, tanin, dan flavonoid.

Dua hari untuk pengeringan

Ilustrasi permen jahe. Dok. Shutterstock/Maharani afifah Ilustrasi permen jahe.
Dhanang mengatakan, pihaknya butuh waktu dua hari untuk pengeringan permen yang bermanfaat sebagai antimikroba.

"Zat tersebut bermanfaat sebagai antimikroba dan dan pemicu imunitas tubuh. Total kami memerlukan waktu dua hari untuk proses pembuatan permen ini karena membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk pengeringannya," jelas Dhanang.

Untuk satu kali produksi, mereka menghasilkan 500 butir permen. Dan permen tersebut dibagikan ke dosen dan mahasiswa FIK untuk tes rasa.

Baca juga: Sejarah De Koffiekoning van Salatiga, Mengembalikan Kejayaan Kopi Salatiga

Rencananya permen tersebut akan diproduki secara massal.

“Sudah ada pembicaraan dengan pihak industri untuk memproduksi permen ini secara massal. Kami di lingkup akademisi melakukan penelitian dan hilirisasinya sudah dibicarakan dengan dunia industri,” sebut Dhanang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com