"Zat tersebut bermanfaat sebagai antimikroba dan dan pemicu imunitas tubuh. Total kami memerlukan waktu dua hari untuk proses pembuatan permen ini karena membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk pengeringannya," jelas Dhanang.
Untuk satu kali produksi, mereka menghasilkan 500 butir permen. Dan permen tersebut dibagikan ke dosen dan mahasiswa FIK untuk tes rasa.
Baca juga: Sejarah De Koffiekoning van Salatiga, Mengembalikan Kejayaan Kopi Salatiga
Rencananya permen tersebut akan diproduki secara massal.
“Sudah ada pembicaraan dengan pihak industri untuk memproduksi permen ini secara massal. Kami di lingkup akademisi melakukan penelitian dan hilirisasinya sudah dibicarakan dengan dunia industri,” sebut Dhanang.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.