Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini Arifin Gembira Raup Rp 100 Juta dari Panen Cabai Rawit, Prediksinya 5 Tahun Lalu Tepat

Kompas.com - 31/03/2021, 10:42 WIB
Idham Khalid,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Arifin Ahmad (56) bersama istrinya, Sailin (50), warga Desa Jineng, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, menyambut gembira harga cabai rawit yang dalam dua bulan terakhir meroket. 

Arifin meraup keuntungan hingga Rp 100 juta saat masa panen yang berlangsung sejak Februari hingga Maret 2021.

Arifin memiliki ladang cabai seluas 350 meter persegi.

"Alhamdulillah, syukur, kita bisa mendapatkan kesempatan menikmati harga cabai yang lumayanlah. Kemarin harga per kilo Rp 135.000. Dari lahan 3 are lebih itu kita dapat untung Rp 100 juta," kata Arifin saat ditemui Kompas.com di ladangnya, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Harga Cabai Meroket, Petani di Desa Mojokerto Ramai-ramai Borong 50 Motor, Mobil, dan Bangun Rumah

Uang dari hasil panen dia gunakan untuk membiayai sekolah dua anaknya yang kini tengah berada di bangku SMK dan SMP.

Selain itu, keuntungannya dipakai untuk modal bertani.

Prediksi

Arifin yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai petani mengatakan, dia sudah memprediksi harga cabai akan mahal tahun ini.

"Saya pribadi sudah menghitung mulai lima tahun yang lalu, dan pas tahun ini perkiraan saya agak tepat," kata Arifin.

 

Perhitungannya dilakukan dengan mengamati harga cabai di pasar-pasar saat musim panen.

"Kan biasanya kalau udah mahal begini banyak orang yang nanam cabai, pasti di musim panen berikutnya jumlah produksi cabai banyak, stoknya banyak, itulah yang kita amati. Kita cari celah tanamnya supaya tidak sama," kata Arifin.

Baca juga: Tahun 2021 Ini Masyarakat Desa Pucuk Panen Cabai, Hampir Setiap Hari Beli Sepeda Motor

Tantangan

Pria beranak dua ini menjelaskan, musim hujan merupakan salah satu tantangan saat menanam cabai. Intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan cabai rusak.

"Sifat caba ini harus melawan arus, harus teliti apa maunya seperti manusia, tidak sembarang tanam itu. Karena waktunya tidak menentu, kemarin sempat hujan, tapi kita harus rawat dia sampai bisa panen," kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com