Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Pembuatan Tungku di Cianjur, Eksis Produksi di Masa Pandemi

Kompas.com - 31/03/2021, 09:36 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Kampung Ciluncat selama ini dikenal sebagai sentra perajin tungku di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 

Hampir semua kepala keluarga di kampung yang berada di Desa Cbadak, Kecamatan Cibeber itu menekuni kerajinan tembikar tersebut.

Industri rumahan itu telah eksis selama puluhan tahun, karena diwariskan secara turun-temurun.

Baca juga: Usaha Tanaman Hias dan Ubi Jalar, Modal Kecil dengan Hasil Besar

Salah seorang perajin, Iim (63) menuturkan, dia mulai menekuni usaha tersebut pada 25 tahun silam untuk meneruskan estafet usaha keluarga.

Iim merupakan generasi kedua dalam usaha ini.

“Sejak saya kecil sudah ada usaha ini. Dulu hampir semuanya jadi perajin. Tapi, sekarang semakin berkurang. Dulu jumlahnya ada ratusan, sekarang tinggal 30 orang,” kata Iim kepada Kompas.com, Senin (29/3/2021).   

Merosotnya jumlah perajin, menurut Iim, bukan karena minat pasar yang berkurang.

Namun, warga terkendala bahan baku.

“Kalau permintaan cenderung stabil. Namun, sekarang tanah liatnya susah didapat. Ini juga dipasok dari kampung lain,” ujar dia.

Baca juga: Modal Awal Rp 3 Juta, Usaha Busana Muslim Mouza Tembus Pasar Internasional

Selama ini, Iim membuat hawu atau tungku dan sesekali mengerjakan cobek jika ada pesanan.

Seluruh prosesnya dikerjakan dengan tangan, tanpa bantuan alat atau mesin, termasuk dalam mencetak bentuk dan ukuran tungku.

Iim mengaku tidak tahu persis kenapa bentuknya prisma seperti itu.

“Turun-temurun bentuknya seperti ini. Saya pernah coba buat model lain. Tapi, yang banyak dipesan ya bentuk yang lama,” ucap Iim.

Tungku yang diproduksi warga Kampung Ciluncat dibanderol dengan harga Rp20.000 per buah.

Perajin biasanya menjual ke seorang pengepul untuk kemudian dipasarkan ke sejumlah daerah.

“Sebulan bisa produksi 100-300 buah. Pembakarannya dilakukan sebulan sekali,” ucap Iim.

Kegiatan pembuatan tungku dari tanah liat di Kampung Ciluncat, Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Industri kerajinan tembikar ini sudah eksis puluhan tahun dan menjadi usaha keluarga secara turun temurun.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kegiatan pembuatan tungku dari tanah liat di Kampung Ciluncat, Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Industri kerajinan tembikar ini sudah eksis puluhan tahun dan menjadi usaha keluarga secara turun temurun.
Kokom (60), perajin lainnya menyebut, dalam sehari dia bisa mengerjakan 10-15 tungku. 

Untuk proses pengerjaan sampai tungku siap jual bisa memakan waktu selama seminggu.

Namun, jika cuaca tidak mendukung, maka prosesnya bisa berminggu-minggu.

“Kalau cuaca kurang bagus, seperti hujan terus, bisa 2 minggu lebih sebelum bisa dibakar,” ujar Kokom.

Baca juga: Tips Usaha Minuman Kekinian, Harga Mulai Rp 5.000, Omzet Per Bulan Bisa Rp 60 Juta (2)

Di usianya yang sudah tak muda lagi, Kokom tidak merasa kesulitan dalam proses produksi tungku.

Namun, jika ada mesin atau alat pengaduk, Kokom merasa pekerjaannya akan sangat terbantu.

“Ya bagusnya memang ada mesin molen buat mengaduk bahan bakunya, karena selama ini dikerjakan manual. Jadinya tanggel (sukar) dan makan waktu,” ucap dia.

Kualitas tungku sudah diakui

Kendati proses pembuatan tungku ini masih dikerjakan secara manual, dari segi kualitas, produknya telah diakui pasar.

Pesanan tungku Ciluncat tak hanya dari Cianjur, melainkan dari berbagai daerah seperti Bandung, Bogor, Sukabumi, Subang, Purwakarta, hingga ke Provinsi Banten.

“Karena kualitasnya yang sudah diakui pasar itulah, tungku dari kampung ini masih terus berproduksi hingga sekarang,” kata Kepala Desa Cibadak Elan Hermawan kepada Kompas.com, Senin (29/3/2021).

Elan menuturkan, kendati jumlah perajin menurun dari waktu ke waktu, hingga kini mayoritas warga masih menekuni industri rumahan tersebut.

“Bahkan, selama setahun pandemi mereka tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar,” ucap Elan.

Selaku pejabat pemerintahan setempat, pihaknya terus memberikan dukungan, baik melalui kebijakan maupun pengalokasian anggaran.

“Tadi saya bicara dengan perajin, mereka membutuhkan alat seperti molen untuk mempermudah dan meningkatkan produksi. Kita akan coba sediakan,” kata Elan.

“Ini sudah masuk anggaran. kita dorong untuk kerja sama dengan Bumdes,” kata dia.

Elan bertekad, ke depannya tungku Ciluncat bisa menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Cianjur, kendati selama ini belum pernah mendapat sentuhan dari pemerintah daerah.

“Tak hanya bentuk yang sudah ada. Namun, ke depan akan coba dengan bentuk yang lain, seperti kendi, vas dan lainnya. Kaum mudanya juga sedang kita dorong untuk melestarikan usaha turun temurun ini,” ucap Elan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com