Ruangan serta lingkungan gereja untuk perayaan juga disterilisasi sebelum digunakan.
Bahkan, pemeriksaan dan penjagaan diketatkan sejak umat masuk ruang gereja.
“Biar orang-orang yang tidak berkepentingan, kita cegah sebagai langkah antisipasi,” jelas dia.
Gereja Oikumene, Sengkotek, Loa Janan, Samarinda, yang pernah di bom jaringan teroris 2016 silam, juga tak luput dari pengawasan ketat.
Kejadian memiluhkan itu menewaskan seorang bocah dan tiga lainnya terluka.
Pelaku bom menurut Polri, berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah Samarinda, yang berbaiat pada ISIS.
Polisi bersenjata lengkap akan menjaga umat saat melangsungkan ibadah dalam gereja tersebut.
Selain gereja, para pendatang atau warga baru masuk Samarinda juga dipantau.
Para Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) diminta aktif patroli di lapangan, melapor jika ada warga pendatang baru dari tiap-tiap RT di setiap kelurahan.
Annisa menerangkan, pihaknya juga menggalang komunikasi dengan para eks napi teroris serta memantau kegiatan mereka, termasuk kelompok radikal yang terindentifikasi di Samarinda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.