Pelaku bom menurut Polri, berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah Samarinda, yang berbaiat pada ISIS.
Polisi bersenjata lengkap akan menjaga umat saat melangsungkan ibadah dalam gereja tersebut.
Selain gereja, para pendatang atau warga baru masuk Samarinda juga dipantau.
Para Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) diminta aktif patroli di lapangan, melapor jika ada warga pendatang baru dari tiap-tiap RT di setiap kelurahan.
Annisa menerangkan, pihaknya juga menggalang komunikasi dengan para eks napi teroris serta memantau kegiatan mereka, termasuk kelompok radikal yang terindentifikasi di Samarinda.
Saat bersamaan, razia cipta kondisi (cipkon) untuk dimasifkan baik jelang Hari Raya Paskah maupun setelahnya.
“Semua demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat,” tegas Annissa.
Pintu masuk Pelabuhan Samarinda melalui jalur perairan Sungai Mahakam di Jalan Yos Sudarso, juga mendapat pengamanan polisi.
Kapal-kapal angkut pembawa barang dan orang dari Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan Kota Parepare masuk Samarinda, satu per satu digeledah.
“Kami koordinasi dengan unsur maritim, penambahan personel (Polri) dan pemeriksaan lebih ketat dari biasanya,” ungkap Kapolsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, Kompol Aldi Alfa Faroqi.
Aldi menuturkan, alasan dilakukan pemeriksaan ekstra ke kapal dan penumpang dari Sulawesi Selatan, sebagai antisipasi jaringan terorisme kabur menuju Samarinda setelah aksi bom bunuh diri di Makassar dalam sorotan aparat.
“Kita upayakan mempersempit ruang gerak para jaringan terorisme,” tegas Aldi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.