KOMPAS.com - Petani di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, begitu gembira dengan harga cabai yang meroket.
Harga cabai dalam masa panen di Dawarblandong tahun 2021 ini memang relatif bagus dan bertahan lama hampir 1,5 bulan.
Baca juga: Harga Cabai Meroket, Petani di Desa Mojokerto Ramai-ramai Borong 50 Motor, Mobil, dan Bangun Rumah
Harga cabai rawit di tingkat petani dari Rp 50.000 saat awal panen dan pada Februari terus merangkak naik hingga puncaknya mencapai Rp 90.000 hingga Rp 95.000 per kilogram.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Hari Ini di Jatim
Kepala Desa Pucuk, Nanang Sudarmawan mengatakan, dari hasil menjual cabai, para petani bisa membeli motor, mobil, dan membangun rumah.
"Alhamdullilah tahun 2021 ini masyarakat Desa Pucuk panen cabai banyak jadi hampir setiap hari beli sepeda motor," ucap Nanang dikutip dari Surya, Minggu (28/3/2021).
Nanang mengatakan, paling banyak petani cabai yang memborong motor berada di Dusun Pucuk yang wilayahnya lebih luas dan mayoritas penduduknya adalah petani cabai.
Dari penduduk Desa Pucuk yang berjumlah 1.100 KK (Kepala Keluarga), sekitar 95 persen bekerja sebagai petani yang rata-rata mempunyai lahan cabai.
Apalagi, saat itu di luar daerah minim ketersediaan cabai sehingga petani di Dawarblandong beruntung mempunyai banyak pasokan.
Sekali panen, petani bisa memperoleh 2 sampai 3 kwintal,
"Itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp 24 juta dan bisa sampai 10-12 kali panen," ucap Nanang.
Salah satu petani cabai setempat, Listyono (56) mengaku sebagian hasil panen digunakan membeli mobil bekas untuk anaknya.
Kemudian, sebagian hasil penjualan panen cabai ditabung untuk persiapan menyambut Idul Fitri 2021.