Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Hobi Anak, Ikan Cupang Ternakan Rudi Merambah Pasar Malaysia

Kompas.com - 30/03/2021, 08:40 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Rudi tidak mengira, cara anaknya mengusir kebosanan di masa pandemi Covid-19 dengan memelihara ikan cupang malah mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Ikan mini dengan banyak corak warna dan sirip mekar yang indah ini, menjelma hobi baru. Pasaran ikan cupang juga cukup lumayan.

Terlebih sejak ada sejumlah kontes adu keindahan, harga ikan cupang naik drastis.

Ikan yang biasanya dijual Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per ekor ini, sekarang dijual paling murah seharga Rp 50.000.

Baca juga: Perhatikan 7 Ciri Ikan Cupang Sakit dan Cara Penanganannya

Melihat peluang bagus tersebut, Rudi yang merupakan warga Kota Tarakan, Kalimantan Utara, memutuskan bergelut di dunia bisnis ikan cupang.

"Awalnya anak suka main ikan cupang, lama-lama diperhatikan asik juga. Eh keterusan dan akhirnya saya putuskan menjadi penjual ikan cupang," ujarnya, Senin (29/3/2021).

Untuk keseriusannya, Rudi tidak asal menjual ikan cupang. Ia berburu benih dengan berselancar di internet. Detail kecil seperti genetik ikan cupang, tak luput dari perhatiannya.

Situs dan lapak online di Jakarta, Medan dan kota lain yang menjual ikan cupang dia jajaki.

Alhasil, ia mendapatkan bibit unggul dari Thailand seharga Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta sepasang.

Ia pun mulai memijah benih ikan dan mulai menjadi peternak ikan cupang.

Baca juga: Harus Tahu, Inilah Fakta Menarik tentang Ikan Cupang

Rudi banyak bertanya dan berteman dengan para penjual ikan cupang untuk berbagi pengalaman dan sharing ilmu.

"Selain hobi, ikan cupang menghasilkan secara ekonomi. Saat pandemi begini kita cukup pegang HP, ada transaksi online, kita kirim deh barangnya (Ikan)," katanya.

Rutin ekspor sampai 100 ekor ke Malaysia

Selain sibuk beternak ikan cupang, Rudi juga membentuk sebuah grup pecinta cupang yang diberi nama Samurai Betta.

Grup ini terakhir kali memenangkan kontes ikan cupang di Tarakan dengan predikat grand champion pada awal 2021.

"Dalam jual beli, makin kita dikenal makin banyak orang cari. Jadi selain memperbanyak kenalan di medsos, menunjukkan keindahan ikan ikan kita di event atau kontes adalah cara lain memperluas jaringan pasar," kata Rudi berbagi tips jualannya.

Baca juga: Menteri KP Optimistis Budidaya Lobster di Lombok Mampu Imbangi Vietnam

Saat ini, lapak jualan Rudi banyak diburu. Pembelinya bukan hanya warga lokal melainkan sampai Kota Tawau dan Kinabalu, Malaysia.

Mereka memesan melalui medsos di Facebook atau Instagram dengan akun Samurai Betta.

Para pembeli dari Malaysia ini menaruh kepercayaan tinggi karena ikan ikan yang dipesan, biasanya harganya berkisar di atas Rp 100.000 dan paling mahal sekitar Rp 700.000.

Setelah transaksi selesai, Rudi akan mengekspornya menggunakan jasa permit ekspor.

Biasanya pengiriman 1 ekor ikan ke Malaysia dibanderol 100 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 350.000.

"Seminggu biasa saya kirim sampai 100 ekor ke Malaysia. Biasanya untuk dijual lagi di sana. Akhir akhir ini sejak pandemi Covid-19 banyak pesanan dari sebelah (Malaysia)," katanya lagi.

Baca juga: Berawal dari Iseng, Warga Gunungkidul Menjadi Pembudidaya Lobster Air Tawar

Jumlah tersebut belum terhitung pembeli dari Tarakan, Nunukan ataupun luar Kaltara.

"Yang jelas hasilnya lumayanlah. Tidak mengecewakan pastinya," imbuhnya.

Ikan miliknya ditawar Rp 5 juta

Selain itu, banyak pembeli yang mencoba merayu Rudi agar menjual ikan cupang miliknya yang mendapat gelar grand champion.

Tidak main main, harga ikan mini dengan gradasi warna indah dan bentuk menawan tersebut ditawar Rp 5 juta.

"Saya belum mau jual ikan saya. Hobi itu mahal ya, susah bicara kalau terkait hobi. Yang jelas saya belum mau lepas itu ikan meski banyak yang merayu dan menawar harga mahal," katanya.

Baca juga: Miris, 5 Guru Honorer di Nunukan Hanya Digaji Rp 32.500 Per Bulan

Rudi mengatakan, ada cara untuk merawat ikan cupang agar terlihat menarik dan selalu sedap dipandang mata.

Selain rutin memperhatikan kejernihan air dan jam makan, ikan cupang pun layaknya hewan lain yang butuh dandan menjelang kontes.

Biasanya, Rudi akan membawa ikan cupangnya ke salon khusus.

Ekor akan diperindah dengan bantuan alat khusus, dorsal atau sirip atas akan diratakan dengan silet begitu juga anal atau bagian sirip bawah ikan.

Baca juga: Korupsi Uang Proyek untuk Modal Jadi Caleg, Ketua Koperasi di Nunukan Divonis 4 Tahun Penjara

Tukang salon ikan cupang akan merawatnya sedemikian rupa sehingga akan terlihat mekar dan lebih bersinar saat ikut kontes nantinya.

"Ada salonnya juga macam ibu-ibu kalau mau kondangan. Jangan kira tidak ada, biasanya biaya salon sekitar Rp 50.000. Bagaimanapun selalu ada cara untuk memperindah sesuatu tak terkecuali ikan cupang," katanya berkelakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com