KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar jangan sampai ada broker dalam dalam pencairan dana hibah Pemprov Jatim.
Pemprov Jawa Timur mengalokasikan anggaran Rp 1,2 trilliun untuk program bantuan hibah tahun 2021.
Bantuan hibah tersebut digunakan untuk pembangunan tempat peribadatan, lembaga pendidikan, dan kegiatan untuk kelompok masyarakat, banom NU dan lain-lain.
“Tolong dijaga amanah itu. Kalau soal hibah, ‘aromanya’ ada saja. Ada yang bilang ada broker hibah. Maka malam ini saya kirim orang ke sini untuk mengetahui siapa orang yang tega ‘nyunat’ hibah untuk umat,” kata Khofifah, seperti dilansir dari Surya.co.id, Senin (29/3/2021).
Khofifah mendengar bahwa ada broker yang bermain dalam penyaluran dana hibah.
Baca juga: Penerapan ETLE di Surabaya, 700 Surat Pelanggaran Dikirim Polisi ke Warga
Guna memastikan kebenaran itu, ia mengirimkan orang untuk masuk di antara para calon penerima hibah dan menelisik siapa broker yang didengungkan itu.
Yang didengat Khofifah, broker berperan meloloskan proposal hibah. Jika sudah disetujui maka akan ada bagi hasil.
“Saya dengar ada yang dapat sekian persen, sekian persen. Saya mohon panjenengan menjawab tidak. Kasihan yang mestinya masjidnya jadi, malah setengah jadi. Sekolah yang mestinya fasilitasnya lengkap, jadi tidak lengkap,” ujar dia.
Khofifah meminta calon penerima dana hibah Pemprov Jatim, yang merasa mengalami adanya kejadian seperti ini, melaporkannya pada Pemprov dan Gubernur.
“Kalau panjenengan menemukan ada yang masih tega menyunat itu, bikin saja surat. Jangan surat kaleng. Saya janji, akan saya akan jaga privasi jenengan,” ujar dia.