Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Petinggi Partai Merapat ke Gibran, Dosen Hukum Tata Negara UNS: Ingin Dekat

Kompas.com - 29/03/2021, 19:55 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sejumlah petinggi partai politik belakangan mendatangi Kota Solo untuk bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Selain bersilaturahmi, kedatangan mereka diketahui juga membahas tentang politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada 2024 mendatang.

Sejumlah petinggi partai yang datang ke Solo itu di antaranya adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.

Baca juga: DPD PDI-P Jateng Minta Gibran Tidak Ditarik-tarik ke Pilkada DKI

Dosen Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Agus Riewanto mengatakan kedatangan petinggi parpol ke Solo adalah untuk dekat dengan Gibran.

"Dalam pengertian kenal secara personal karena selama ini Gibran tidak pernah ke ruang politik. Tidak merupakan tokoh kunci di masyarakat," kata Agus saat dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (29/3/2021).

Setelah putra sulung Presiden Jokowi terpilih menjadi Wali Kota Solo, lanjut Agus, posisi Gibran dianggap setara dengan para elit parpol, sehingga Gibran memiliki pengaruh politik secara umum.

Karena itu, ungkap Agus para petinggi parpol ingin mendekat dengan Gibran.

"Paling tidak Gibran ini dianggap sebagai patron baru menjelang politik ke depan. Karena mau tidak mau siapa pun yang berpotensi memperoleh perhatian publik atau elektabilitas partainya sendiri di Pemilu 2024 mau tidak mau harus mendekat tokoh yang hari ini menjadi perhatian publik yaitu Gibran," ungkap dia.

Selain itu, Agus mengungkap, Gibran merupakan anak presiden. Siapapun yang ingin mendekati presiden harus mendekati orang yang paling dekat dengan presiden.

"Orang yang paling dekat dengan presiden yaitu Gibran. Dia bukan sekadar anak ideologi PDI-P, tapi juga ideologisnya seorang presiden. Jadi kalau mau mendekati presiden ya harus dekat dengan anaknya," tutur dia.

Baca juga: Banyak Petinggi Partai Merapat ke Gibran, Ini Respons PDI-P

Agus mengatakan ini menjadi kesempatan para elit parpol untuk menunjukkan loyalitas pada rezim yang berkuasa saat ini.

"Bagian dari koalisi mereka sebagian besar adalah koalisi PDI-P. Cara menunjukkan loyalitasnya tentu ingin membantu baik diminta atau tidak kepada Gibran supaya dapat melaksanakan visi misinya bahwa Solo akan menjadi kota yang melompat," terang dia.

Agus juga mengungkapkan, Gibran akan dapat mengukir kesuksesan seperti ayahnya, Presiden Jokowi dengan caranya sendiri.

"Kalau dilihat dari kultur politik ada kemungkinan itu ya. Karena tipologi pemilih masyarakat kita tidak jauh berbeda. Perubahannya tidak signifikan di era Pak Jokowi dengan era hari ini," ungkap dia.

"Ada kemungkinan Gibran ini akan memiliki kesempatan yang hampir sama dengan ayahnya. Walaupun dalam praktik politik dan ketatanegaraan banyak tempat menunjukkan momentum khusus itu tidak akan terulang. Jadi tidak bisa juga model yang digunakan Jokowi digunakan Gibran. Prosesnya itu ada tapi caranya berbeda tidak sama cara yang digunakan Jokowi dengan Gibran," sambung Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com