YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Akses keluar dan masuk di Dusun Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, diperketat.
Langkah ini diambil menyusul munculnya klaster takziah dari 44 orang positif berdasarkan peneriksaan swab antigen.
Camat Ngaglik Subagyo mengatakan, untuk Dusun Blekik tidak diberlakukan lockdown.
"Bukan lockdown tapi pengetatan kegiatan masyarakat," ujar Subagyo saat dihubungi wartawan, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Muncul Klaster Takziah di Sleman, 44 Orang Positif Covid-19 Berdasarkan Swab Antigen
Subagyo menyampaikan, pihaknya telah mendirikan posko di akses keluar dan masuk Dusun Blekik.
"Penjagaan, untuk orang yang keluar masuk di sana di seleksi, warga yang isoman di rumah tidak boleh keluar masuk. Yang jaga ada dari aparat, pemuda dan satgas tingkat RT, RW, semua terlibat," tegasnya.
Selain itu, dari desa juga telah mendirikan dapur umum.
Dapur umum ini untuk memenuhi kebutuhan bagi warga yang menjalani karantina mandiri di rumah.
"Dapur umum itu masak 3 kali sehari, pagi, siang sore. Nanti di distribusikan ke tempat yang Isolasi itu," tandasnya.
Baca juga: Muncul Klaster Covid-19 di Kabupaten Tegal, Bupati Umi Salahkan Satgas Jogo Tonggo
Menurutnya, dari kasus di Blekik ini ada warga di dusun lainya yang juga hasilnya positif. Namun, jumlah orang yang positif tidak banyak.
"Kasus di Blekik dan Tempursari, tapi yang Tempursari hanya Lima orang dan yang positif semua di bawa ke Gemawang," urainya.
Diberitakan sebelumnya, Takziah di Dusun Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memunculkan klaster penularan Covid-19.
Dari pemeriksaan swab antigen, ada puluhan orang yang dinyatakan positif.
"Kemarin saya tanyakan yang Sardonoharjo, dan memang dibetulkan," ujar Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, Senin (29/3/2021).
Berty menyampaikan, kasus ini awalnya dari takziah. Selang beberapa hari, ternyata salah satu pemilik rumah merasakan adanya gejala.