Sejauh ini, tanaman sacha inchi sudah ditanam di atas lahan seluas 50 hektare yang tersebar di sejumlah wilayah di Cianjur, di antaranya Cibeber, Warungkondang, dan Sukanagara.
"Harapan dan tekad saya, Cianjur ke depan menjadi sentra sacha inchi di Indonesia," ucapnya.
Saat ini, Luki pun sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah investor, termasuk dari luar negeri.
“Kalau ada investor lain yang juga tertarik untuk bekerja sama, kami siap. Pasar sudah siap, bibit sudah siap, dan teknoogi budidaya juga sudah siap,” ujar dia.
Uji laboratorium
Untuk membuktikan kandungan yang terdapat dalam tanaman ini, Luki telah membawa sampel ke Balai Besar Pengujian Pasca Panen Kementerian Pertanian RI.
Kendati, referensi yang ada menginformasikan jika tanaman ini kaya akan nutrisi. Namun, Luki ingin lebih memastikan kandungan yang ada di dalamnya.
"Seperti kandungan proteinnya seberapa besar, vitaminnya, kadar karbohidratnya dan kandungan omeganya itu seperti apa," ucap Luki.
Pangsa pasar
Kendati pangsa pasar domestik untuk komoditas pertanian kategori superfood ini belum terbuka luas. Namun, Luki melihat peluang besar ke depannya.
“Selama ini permintaan pasar Indonesia akan sacha inchi sangat tinggi. Namun, suplai dari petani lokal terbilang minim,” tutur petani yang gemar mengoleksi plasma nutfah ini.
Selama ini, sambung Luki, permintaan pasar Indonesia akan sacha inchi banyak dipasok dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam.
"Komoditas ini sangat potensial secara ekonomis. Untuk 1 liter minyak sacha inchi dijual Rp1 juta. Kalau bijian atau kacangnya Rp 20.000-Rp 80.000 per kilogram. Sedangkan untuk bibit siap tanam di kisaran Rp 20.000-Rp 50.000 per pohonnya,” ucap Luki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.