Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dinyatakan Meninggal, Kakek yang Hilang 30 Tahun Lalu Itu Pulang

Kompas.com - 27/03/2021, 11:41 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Muhammad Masim Masruri (65) sempat dinyatakan meninggal dunia oleh keluarga sekitar 30 tahun lalu.

Kakek yang biasa dipanggil Mbah Sim itu akhirnya pulang ke daerah asalnya di Dusun Kalisalak, Desa Donomulyo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Kepulangan Mbah Masim disambut sukacita oleh keluarga Rabu (24/3/2021) malam.

Berawal dari sebuah video dan foto di media sosial yang diunggah seorang relawan, Mbah Sim diketahui masih sehat secara fisik, namun mengalami gangguan mental. 

Di unggahan itu, sang relawan memberitahu bahwa ia menemukan seorang kakek bernama Mbah Sim asal Kabupaten Magelang terlunta-lunta di daerah Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. 

Baca juga: Cemburu Leher Istri Merah Seperti Bekas Ciuman, Pria Ini Bunuh Lansia 70 Tahun

 

Relawan dengan akun Instagram novitha_mery itu menyertakan beberapa foto kakek itu.

Tidak berselang lama, keluarga Mbah Sim, Muhammad Ridwan dan Nurkhayati, mengetahui unggahan itu dan langsung berupaya untuk memastikan bahwa kakek itu adalah Mbah Sim yang hilang 30 tahun lalu, pada Senin (22/3/2021).

"Awalnya saya diberitahu kakak (Muhammad Ridwan) kalau ada informasi keberadaan Mbah Sim di WhatsApp grup. Setelah saya cek, saya mengenali wajah di unggahan itu adalah Mbah Sim. Saya langsung menghubungi Mbak Mey (novitha-mery), dan mencari informasi ke keluarga, untuk memastikan lagi apakah dia Mbah Sim," papar Nurkhayati, saudara Mbah Sim, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (26/3/2021) malam.

Saat itu, Nur-panggilan Nurkhayati-sedang dalam perjalanan dari Bandung ke Magelang. Sepanjang perjalanan ia terus mencari kepastian tentang Mbah Sim.

Hingga akhirnya ia yakin bahwa kakek itu adalah Mbah Sim dari sejumlah video dan ciri-cirinya.

"Saya terus berkomunikasi dengan Mbah Mey, saya minta video-video Mbah Sim, termasuk saya minta difotokan jari-jarinya karena ada tanda tertentu yang dimiliki Mbah Sim. Kata Mbak Mey, Mbah Sim bisa menjawab saat ditanya nama dan rumahnya walaupun butuh waktu lama, 1-3 hari. Beliau lebih banyak diam, berucap sepatah-patah saja," ungkap Nur. 

Selain ciri fisik, Mbah Sim juga masih hafal nama 3 adik-adiknya saat ditanya oleh relawan itu. Salah satu yang paling diingat Mbah Sim adalah adiknya bernama Musafak.

 

Dari situ Nur semakin yakin dan segera menjemput Mbah Sim ke Probolinggo.

Nur mengurus dokumen penjemputan Mbah Sim.

Dibantu sanak saudaranya, perangkat Desa Donomulyo, dan Dinas Sosial Kabupaten Magelang, Nur berangkat ke Probolinggo.

Nur yang juga Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Secang itu terharu, sebab di rumah relawan itu Mbah Sim dijaga betul. 

Bahkan, kepulangan Mbah Sim diantar oleh TKSK setempat, dan relawan yang peduli dengan orang-orang terlantar.

Menurut relawan yang menemukannya, kata Nur, Mbah Sim ini Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berbeda dengan ODGJ lain yang pernah diurusnya. Setiap bergumam, ia melafalkan ayat-ayat Al Qur'an. 

Rajin mengaji

Nurkhayati ingat betul, Mbah Sim dahulu memang sosok yang rajin mengaji di sebuah majelis penghafal Al Qur'an di desanya.

Baca juga: Vaksinasi Tahap Dua Dosis Kedua Sudah Dilakukan ke 63.151 Orang di Surabaya

 

Mbah muda pun memiliki cita-cita untuk belajar ke Pondok Pesantren Gontor di Jawa Timur. Tapi cita-citanya kandas karena alasan ekonomi orangtuanya.

Keluarga menduga Mbah Sim depresi karena alasan tersebut.

"Mbah Sim sangat ingin belajar ke Ponpes Gontor, tapi karena orangtua tidak punya uang, jadi tidak bisa. Mbah Sim jadi seperti depresi, sukanya jalan kaki pergi tanpa tujuan, tapi pasti pulang lagi. Kalau lagi diam dia pasti bergumam ngaji ayat-ayat Al Qur'an," ungkap Nur.

 

Dinyatakan meninggal

Hingga pada suatu hari, lanjut Nur, Mbah Sim yang belum mempunyai istri itu pergi dan tidak pulang. Keluarga panik.

Mereka mencari-cari keberadaan Mbah Sim. Mereka juga sudah lapor polisi. 

"Kami cari Mbah Sim ke mana-mana. Setiap ada informasi ada korban kecelakaan yang meninggal dunia tanpa identitas (Mr.X) kami cek, selalu bukan Mbah Sim yang kami cari," tuturnya.

Tidak menyerah, keluarga juga menggelar doa bersama 7 hari, berharap kakek itu pulang. Tapi upaya mereka tidak membuahkan hasil.

Sampai akhirnya keluarga dengan ikhlas menyatakan kalau Mbah Sim sudah meninggal dunia. 

 

"Akhirnya kami yakini kalau Mbah Sim meninggal dunia. Tetangga, kerabat, juga datang ke rumah untuk berdoa, menyampaikan belasungkawa," kisah Nur.

Setelah kembali, Mbah Sim tinggal bersama sang adik, Musafak. Kakek itu sedikit demi sedikit sudah bisa berkomunikasi.

Nur sempat bertanya tentang apa yang dilakukan oleh kakek itu selama menghilang.

"Beliau jawab singkat beberapa kata saja. Hanya bilang di jalan, hujan, lalu ngeyup (berteduh). Raut wajahnya tampak sedih kayak mau nangis itu. Saya lalu menenangkan kalau beliau sudah di rumah, tidak akan kehujanan dan kedinginan lagi," ungkap Nur. 

Baca juga: Surabaya Dukung Larangan Mudik 2021, Armuji: Ini untuk Keselamatan

Nur berujar, Kisah Mbah Sim menjadi pelajaran yang amat berharga, tentang kepedulian terhadap sesama.

Ia dan keluarga berkomitmen untuk menjaga dan merawat Mbah Sim.

Rencananya keluarga akan mengurus dokumen kependudukan Mbah Sim dan akan memeriksakan ke rumah sakit jiwa terdekat.

"Sebagai TKSK, saya biasa menangani orang terlantar, juga ODGJ. Apalagi, Mbah Sim adalah keluarga, jadi kami akan jaga dan rawat beliau," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Regional
Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com