Yanti pun kini memanfaatkan teras rumahnya untuk berjualan dan tak sembarangan memilih bahan agar pelanggannya merasa puas.
Ia menggunakan bahan daging ayam, daging sapi serta tepung kanji.
Yanti juga membuat saus sambal racikan sendiri sebagai pendamping santapan pentol gorengnya.
Pentol goreng yang dibeli juga dipastikan dalam kondisi panas karena baru akan digoreng ketika dipesan.
Satu porsi pentol gorengnya dijual seharga Rp 10.000.
"Paling enak kalau makannya pas masih hangat dengan saus pedas yang juga saya buat sendiri," tutur dia.
Yanti juga menjual ceker ayam, sayap ayam dan kepala ayam dengan tulangnya sudah kondisi lunak.
“Kami juga menjual ceker ayam yang dalam sehari rata-rata bisa ludes terjual 1.000 biji, sayap ayam dua kilogram, dan kepala ayam 20 biji," ujar dia.
Baca juga: Kisah WNA Belgia Jualan Ayam Panggang, Sulap Tempat Tak Terawat, Gunakan Resep Turun-temurun Belgia
Cara ini dilakukan untuk memperkenalkan pentol gorengnya pada pelanggan yang kebanyakan adalah remaja serta anak-anak sekolah.
Tahun 2010, pelanggan Yanti semakin ramai.
Bukan hanya dari Madiun, beberapa warga dari Sragen, Mojokerto hingga Surabaya sengaja mampir ke warung Yanti untuk menyantap pentol gorengnya.
Kini, dalam satu hari, Yanti bisa memperoleh omzet Rp 4 juta. Di hari libur, omzetnya bisa lebih dari itu.
“Pendapatan kotor dari jualan ini, sehari bisa mencapai Rp 4 juta. Tapi kalau hari libur bisa mencapai Rp 5 juta,” kata Yanti.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor : Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.