KOMPAS.com - Warga kampung di Kompleks Puskopad, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membangun tembok beton hingga menutup sebuah rumah.
Rumah yang terisolasi itu milik pasangan Binbin Binekas dan Neni Kartini Sriwijaya.
Konflik antartetangga ini telah berlangsung satu tahun.
Baca juga: Dedi Mulyadi Disemprot Seorang Ibu Saat Pembongkaran Tembok Beton yang Menutup Rumah Warga
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ikut turun tangan menyelesaikan masalah ini.
Dia mendapatkan informasi dari pihak RW bahwa kasus itu bermula saat keluarga Binbin memindahkan pos ronda dari tengah ke pinggir jalan.
Pemindahan tersebut membuat warga tidak terima.
"Awalnya keluarga Pak Binbin pindahin pos ronda di ujung jalan ke samping dan menghadap rumah Pak Binbin. Warga tak terima karena menganggap pos ronda itu milik umum dan berada di batas RT. Akhirnya atas kesepakatan warga, dibuatlah pagar beton," ujar Dedi, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Kronologi Tembok Beton Menutup Rumah Warga di Purwakarta hingga Sepakat Dibongkar
Selain masalah pos ronda, Binbin juga dianggap menutup akses jalan antar RT.
Binbin membangun pagar di akses jalan tersebut sehingga warga tak bisa melintas.
Padahal, sebenarnya akses tersebut berada di tanah milik Binbin.
Karena hal tersebut, warga sepakat membangun tembok beton yang membelah jalan dan mengisolasi rumah Binbin.
Baca juga: Soal Larangan Mudik, Ini Respons Sejumlah Kepala Daerah
Dedi yang datang bersama petugas untuk merobohkan tembok sempat dihalangi seorang ibu bernama Juaningsih.
Wanita itu mengaku khawatir jika keluarga Binbin membangun real estat.
Dedi pun menilai hal tersebut tidak masuk akal dan menduga ada masalah kecemburuan sosial.
"Ini masalah hidup bertetangga, secara ekonomi Pak Binbin dan Ibu Neni baik. Punya rumah bagus dan tanah luas. Ada semacam kecemburuan dan juga kekhawatiran pasangan ini membangun real estat. Tapi alasan itu tidak masuk akal. Enggak mungkin real estat dibangun di lahan sekitar 200 meter persegi, " kata Dedi.
Baca juga: Kisah Bule Belgia Jualan Ayam Panggang, Sulap Tempat Tak Terawat, Gunakan Resep Turun-Temurun Belgia
Mengetahui hal tersebut, Dedi pun tetap ingin membongkar tembok beton.
Sempat terjadi negosiasi yang alot dengan warga.
Akhirnya Binbin pun bersedia menghibahkan sebagian tanahnya untuk akses jalan antar-RT.
Dedi mengatakan bahwa konflik antarwarga biasa terjadi di kompleks dengan penghuni heterogen.
Namun, dia menilai sebenarnya masalah bisa diselesaikan oleh aparat pemerintah kelurahan hingga kecamatan.
"Rata-rata aparat dari lurah dan camat relatif tak punya nyali tinggi di hadapan masyarakat," ujarnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor : Aprillia Ika, Abba Gabrillin)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.