Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi "Disemprot" Seorang Ibu Saat Pembongkaran Tembok Beton yang Menutup Rumah Warga

Kompas.com - 26/03/2021, 18:23 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Tempok beton yang mengisolasi satu rumah di warga di Kompleks Puskopad, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akhirnya dibongkar pada Rabu (24/3/2021).

Dedi Mulyadi yang berada di lokasi pembongkaran tembok sempat dimarahi seorang ibu.

Awalnya, setelah melalui musyawarah yang alot, akhirnya warga sepakat membongkar tembok yang mengisolasi rumah pasangan Binbin Binekas dan Neni Kartini Sriwijaya.

Pagar tembok itu dibongkar oleh warga bersama anggota Satpol PP.

Baca juga: Gara-gara Pindahkan Pos Ronda, Rumah Binbin Ditembok Beton Warga Sekampung, Dedi Mulyadi Sampai Turun Tangan

Namun, ketika pembongkaran berlangsung, tiba-tiba ada seorang ibu bernama Juaningsih yang marah-marah ke Dedi Mulyadi.

Perempuan itu menuduh Dedi berpihak kepada keluarga Binbin yang secara ekonomi terbilang bagus.

Juaningsih tak rela tembok beton itu dibongkar, karena keluarga Binbin sudah memindahkan pos ronda.

Dedi sempat berdebat dengan Juaningsih, karena menurut Dedi, alasan pembangunan tembok beton itu tidak masuk akal.

Namun Juaningsih tetap ngotot bahwa tembok beton itu tidak boleh dibongkar.

Perempuan itu khawatir apabila tembok itu dibongkar, keluarga Binbin akan membangun real estate.

Dedi menilai, alasan itu sangat tidak masuk akal.

Ia pun meyakinkan bahwa Binbin tidak akan membangun real estate di tanah yang luasnya yang hanya 200 meter persegi.

Akhirnya, Dedi meminta warga lainnya untuk melanjutkan pembongkaran.

 

Menurut warga, pembangunan tembok beton itu dilakukan karena keluarga Binbin memindahkan pos ronda dari tengah ke pinggir jalan.

Menurut pihak RW, pos ronda itu sudah lama berdiri sebelum rumah Binbin dibangun.

Selain itu, tembok beton itu dibangun karena Binbin membuat pagar yang menutup akses warga ke RT lain.

Padahal, pagar itu memang berada di tanah milik Binbin yang menjadi pembatas jalan.

"Awalnya keluarga Pak Binbin pindahkan pos ronda di ujung jalan ke samping dan menghadap rumah Pak Binbin. Warga tak terima, karena menganggap pos ronda itu milik umum dan berada di batas RT. Akhirnya atas kesepakatan warga, dibuat pagar beton," ujar Dedi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Alasan Jaksa Menuntut Hukuman Mati Mantan Anggota DPRD Palembang

Dedi mengatakan, pagar beton itu mengadang garasi rumah di pinggirnya, sehingga mobil milik Binbin tak bisa keluar.

Konflik tersebut tidak beres meski sudah sampai ke pengadilan.

Konflik yang berujung pembetonan itu sudah terjadi selama 1 tahun.

Dedi mengaku mendatangi kompleks itu karena mendapat laporan dari warga di sana.

"Ini masalah hidup bertetangga. Secara ekonomi, Pak Binbin dan Ibu Neni baik. Punya rumah bagus dan tanah luas. Ada semacam kecemburuan dan juga kekhawatiran pasangan ini akan membangun real estate. Tapi alasan itu tidak masuk akal. Enggak mungkin real estate dibangun di lahan sekitar 200 meter persegi," kata Dedi.

Dedi mengatakan bahwa persoalan ini sudah lumrah terjadi di kompleks dengan penghuni yang heterogen.

Warga dinilai memiliki karakter dan budaya yang berbeda.

Namun, menurut Dedi, persoalan ini sebenarnya bisa diselesaikan apabila aparat pemerintah mulai dari lurah hingga camat punya keberanian.

"Rata-rata aparat dari lurah dan camat relatif tak punya nyali tinggi di hadapan masyarakat," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com