Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Impor Beras, Komisi VI DPR Akan Gelar Rakor bersama Mendag

Kompas.com - 26/03/2021, 14:15 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Komisi VI DPR RI segera menggelar rapat koordinasi (rakor) terkait polemik rencana impor beras 1 juta ton oleh pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima dalam kunjungannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/3/2021).

Dia mengatakan rapat koordinasi ini dilakukan untuk mendapatkan kepastian rencana impor beras itu memang keputusan Menteri Perdagangan atau pemerintah.

"Komisi VI minta betul apakah (rencana impor beras) ini Menteri Perdagangan yang kemudian berinisiatif atau pemerintah," kata Aria.

Baca juga: Cak Imin Bertemu Gibran: Sukses Dulu Solo, Nanti Bisa ke Mana Pun

Aria berharap, setelah rapat koordinasi ada kepastian pihak yang memutuskan terkait rencana impor beras 1 juta ton tersebut.

"Kita harapkan ada kepastian dan segera kita tanyakan dengan rapat Komisi VI karena keputusan impor itu adalah keputusan pemerintah. Pemerintah itu adalah rakortas (rapat koordinasi terbatas) dari seluruh jajaran stakeholder," ungkap politisi dari PDI-P tersebut.

Aria mengungkap, dalam Undang-Undang Perdagangan ditegaskan pemerintah dapat melakukan eskpor maupun impor dengan memperhatikan harga ditingkat konsumen dan produsen.

"Memperhatikan (UU Perdagangan) rakortas ini dipimpin oleh Menko, Menteri Pertanian ditingkat hulu, ditingkat hilir diikuti Menteri Perdagangan, kemudian ditingkat distribusi diikuti Bulog, biasanya juga diikuti stakeholder seperti Menteri Perindustrian dan Kemaritiman," terang dia.

Ia mengaku akan segera mengundang Menteri Perdagangan untuk memberikan kejelasan.

"Kita dapat melakukan ekspor atau impor berbagai hal menyangkut komoditas dengan memperhatikan harga ditingkat konsumen dan produsen. Pada saat impor ditingkat produsen petani mereka teriak-teriak tentang harga gabah," lanjutnya.

Baca juga: Kaesang Salah Satu Pemilik Persis Solo, Gibran: Saya Cuma Ngawal dari Jauh

Menurutnya, ekspor dan impor bukan tanggung jawab Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian maupun Bulog, melainkan tanggung jawab pemerintah dengan mekanisme bersama melalui rakortas.

"Saya berharap Menteri Perdagangan paham soal ini. Bukan tanggung jawab dia. Bukan soal disalahkan atau tanggung jawab dia, tapi tanggung jawab pemerintah sesuai UU Perdagangan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan melakukan impor beras sekitar 1 juta ton pada awal tahun ini.

Pemerintah beralasan impor terpaksa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional.

Beras impor akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah menyebutnya dengan istilah iron stock.

Rencana impor beras ini telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas.

Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Budi Waseso, mengaku tak mengusulkan impor beras pada tahun ini.

Langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com