KOMPAS.com- Sudah membawa karpet, perkakas hingga alat mendulang emas, dua warga dari luar Desa Tamilow, Maluku Tengah ini diusir oleh masyarakat setempat.
Warga mengusir mereka lantaran telah menyepakati tak ada orang luar yang boleh masuk untuk mendulang emas di pesisir Pantai Pohon Batu.
Seperti diketahui, temuan butiran emas di pesisir pantai di Desa Tamilow memang membuat warga berbondong-bondong datang untuk mendulang emas sejak beberapa hari terakhir.
Baca juga: Cari Emas di Pantai Maluku Tengah yang Sedang Viral, 2 Warga Kediri Langsung Diusir dari Desa
Warga setempat juga belum pernah melihat wajah mereka.
Rupanya mereka berasal dari Kediri, Jawa Timur.
"Jadi karena ada muka baru, warga tanya, ternyata dari Kediri," kata Kamarudin.
Melihat dua orang 'asing' itu, warga lalu mengusir mereka dan membawa keduanya ke Kantor Desa Tamilow.
Sesuai kesepakatan yang dibuat masyarakat, warga tak ingin ada orang luar yang ikut-ikutan berburu emas di tempat itu.
"Karena tujuannya mau mendulang emas, warga tidak terima lalu meminta mereka keluar dari sini," tutur Kamarudin.
Menurutnya, pengusiran itu dilakukan dengan baik-baik.
"Tidak ada yang mengamuk tadi, cuma kedua warga itu sudah dibawa ke kantor desa, mereka diamankan di sana, mungkin juga sudah diminta keluar dari desa," lanjutnya.
Baca juga: Kami Menolak Kedatangan Orang Luar, apalagi Tujuannya Mencari Emas ke Desa Tamilow
"Kami menolak kedatangan orang dari luar ke sini, apalagi tujuannya untuk mencari emas," tutur seorang warga Desa Tamilow, Rais Pawae, Rabu (24/3/2021).
Penolakan itu ialah hasil kesepakatan seluruh warga, setelah ditemukan butiran emas di pesisir pantai.
Warga menilai, kedatangan orang luar pascatemuan emas di pesisir pantai berpotensi menimbulkan berbagai persoalan, antara lain konflik sosial dan lingkungan.
Dia mencontohkan, kasus yang terjadi di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku yang mengalami kerusakan.
Sejak tambang emas Gunung Botak beroperasi tahun 2011, banyak korban jiwa berjatuhan lantaran konflik perebutan lahan hingga tertimbun longsor.
Selain itu, ada pula persoalan lingkungan yang terjadi akibat penggunaan sianida dan merkuri yang merusak kawasan itu.
"Saya kasih contoh di (tambang emas) Gunung Botak di Kabupaten Buru itu, karena orang dari mana-mana datang konflik sosial terjadi, mereka bawa bahan kimia, dan coba lihat sekarang di sana rusak semua," kata Rais.
Baca juga: Fakta-fakta Baru Temuan Butiran Emas di Pantai, Warga Rela Alih Profesi, Orang Luar Tak Boleh Masuk
Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua menegaskan bahwa tidak boleh ada warga dari luar desa yang ikut masuk ke pantai untuk mendulang emas.
"Tidak boleh ada orang luar yang masuk ke sana tidak boleh itu," ujarnya via telepon, Kamis (25/3/2021).
Hal tersebut memang sudah menjadi kesepakatan bersama dari masyarakat desa agar tidak terjadi permasalahan baru nantinya.
"Jadi tidak boleh sembarangan masuk di daerah sana, saya sudah bilang ke pemerintah desa harus dipantau siapa pun yang masuk ke sana. Saya juga sudah koordinasi dengan polres soal masalah ini," ungkapnya.
Baca juga: Ibu dan Anak Kaget Diusir Satpam Hotel Saat Duduk di Pantai: Sejak Kecil Saya Main di Sini
Namun menurutnya memang sudah ada kesepakatan warga yang harus ditaati.
"Saya belum terima laporan. Yang jelas tadi malam kita juga sudah rapat dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat terkait orang luar ini. Memang semua sepakat menolak kedatangan orang luar yang mau masuk ke sini untuk tujuan mendulang emas," tandasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: David Oliver Purba, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.