Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2021, 15:19 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Mulai dapat perhatian

Budiana melanjutkan, pada tahun 2010, tenun songket Sambas, khususnya Barkat Songket, mendapat perhatian. Bekerja sama dengan Yayasan Citra Tenun Indonesia dan Garuda, Pemerintah Kabupaten Sambas menggelar serangkaian pendampingan serta pembinaan terhadap para penenun lokal.

“Program itu sampai tahun 2014,” jelas Budiana.

Kemudian, terang Budiana, Lembaga Gemawan yang bekerja sama dengan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) juga melakukan pembinaan dan pendampingan pada tahun 2013-2016.

“Saya aktif mengikuti pelatihan. Banyak yang didapatkan. Mulai dari aspek teknis produksi, pewarnaan, pemasaran dan manajemen usaha,” terang Budiana.

Baca juga: Mengenal Kain Tenun Sengkang Khas Wajo, Ditenun dari Sutra oleh Ibu Rumah Tangga

Bahkan, karena keaktifannya, Budiana dipercaya sebagai instruktur dalam sejumlah pelatihan yang digelar pemerintah daerah.

Bagi Budiana, tenun tidak semata memproses helaian benang menjadi kain, tapi sebuah karya seni dan kebudayaan.

Seni membuat motif, seni memadukan pewarna sintetis dan alam ke dalam helaian benang, lalu merangkainya menjadi sebuah kain.

“Saya bersyukur sampai sekarang masih menekuni usaha ini. Tenun bukan hanya sanggup menuliskan sejarah, tapi juga meneruskan tradisi masyarakat menjadi masa depan kebudayaan,” tutup Budiana.

Budiana (51), satu di antara penenun kain songket Sambas, menunjukkan dua piagam penghargaan yang pernah diraihnya.KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA Budiana (51), satu di antara penenun kain songket Sambas, menunjukkan dua piagam penghargaan yang pernah diraihnya.

Sejak 300 tahun silam

Berdasarkan profil Upakarti Budiana, berjudul Tenun Sambas adalah Seni dan Pengabdianku, tahun 2020, tenun Sambas adalah khasana budaya masyarakat yang telah ada sejak zaman Kesultanan Sambas dipimpin Sultan Muhammad Tsjafioeddin I atau Raden Sulaiman dan diperkirakan telah berusia 300 tahun.

Ciri khas tenun Sambas terletak pada motif yang didominasi oleh motif tanaman dan pada sisi tengah kain terdapat motif pucuk rebung.

Baca juga: Lestarikan Tenun Rongkong, Bupati Luwu Utara Raih Penghargaan

Sampai saat ini, tenun Sambas tetap dilestarikan penggunaanya oleh masyarakat. Biasa digunakan untuk acara adat dan acara resmi pemerintah daerah.

Ada 2 jenis tenun Sambas, yakni kain lunggi atau songket dan tenun cual (ikat).

Kemudian, sentra tenun Sambas berada di Kecamatan Sambas, persisnya di Desa Jagur, Desa Tanjung Mekar dan Desa Sumber Harapan.

Kemudian ada juga di Kecamatan Sajad, yakni Desa Jirak dan Desa Tengguli.

Para penenun yang merupakan kaum perempuan ini mengajarkan keahliannya kepada anak dan saudara secara turun temurun. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Gara-gara Nunggak Retribusi Rp 69 Juta ke Pemkab, Sampah Warga Tegal Menumpuk di TPS Desa

Gara-gara Nunggak Retribusi Rp 69 Juta ke Pemkab, Sampah Warga Tegal Menumpuk di TPS Desa

Regional
Polisi Cari 7 Imigran Rohingya yang Kabur dari Gedung Eks Imigrasi

Polisi Cari 7 Imigran Rohingya yang Kabur dari Gedung Eks Imigrasi

Regional
Jalan Protokol di Semarang Ini Dilarang Dipasang Baliho Kampanye

Jalan Protokol di Semarang Ini Dilarang Dipasang Baliho Kampanye

Regional
Napi Kendalikan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Kalapas Pontianak Beri Penjelasan

Napi Kendalikan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Kalapas Pontianak Beri Penjelasan

Regional
Tahun Ini, 98 Warga Brebes Meninggal karena TBC

Tahun Ini, 98 Warga Brebes Meninggal karena TBC

Regional
Jaga Netralitas, 5.000 ASN Kota Mataram Dilarang Lakukan Pose Salam Jari Nomor Calon Presiden

Jaga Netralitas, 5.000 ASN Kota Mataram Dilarang Lakukan Pose Salam Jari Nomor Calon Presiden

Regional
Bawaslu Solo Awasi Penggunaan Kendaraan Dinas Saat Kampanye

Bawaslu Solo Awasi Penggunaan Kendaraan Dinas Saat Kampanye

Regional
Jadi Tersangka Korupsi, Bendahara Setda Seram Timur Ditahan di Lapas Ambon

Jadi Tersangka Korupsi, Bendahara Setda Seram Timur Ditahan di Lapas Ambon

Regional
Cabuli Wanita 17 Tahun yang Baru Dipacari Seminggu, Pria di NTT Ditangkap Polisi

Cabuli Wanita 17 Tahun yang Baru Dipacari Seminggu, Pria di NTT Ditangkap Polisi

Regional
Kaligawe Dilanda Banjir, Ombudsman Jateng Akan Panggil Pemkot Semarang

Kaligawe Dilanda Banjir, Ombudsman Jateng Akan Panggil Pemkot Semarang

Regional
Bawaslu Jateng Larang Pembuatan Bahan Kampanye Lebih dari Rp 100.000

Bawaslu Jateng Larang Pembuatan Bahan Kampanye Lebih dari Rp 100.000

Regional
Sepi Pembeli, Pusat Kuliner di Terminal Wonosari Tutup

Sepi Pembeli, Pusat Kuliner di Terminal Wonosari Tutup

Regional
Digigit Puluhan Nyamuk Wolbachia, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: Tak Ada Masalah

Digigit Puluhan Nyamuk Wolbachia, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: Tak Ada Masalah

Regional
Dalam 5 Bulan, 4 Hiu Tutul Ditemukan Mati Terdampar di Pesisir Cilacap

Dalam 5 Bulan, 4 Hiu Tutul Ditemukan Mati Terdampar di Pesisir Cilacap

Regional
Soal Perebutan Suara dengan Gibran di Semarang, PDI-P: Enggak 'Ngefek'

Soal Perebutan Suara dengan Gibran di Semarang, PDI-P: Enggak "Ngefek"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com