Mulai dapat perhatian
Budiana melanjutkan, pada tahun 2010, tenun songket Sambas, khususnya Barkat Songket, mendapat perhatian. Bekerja sama dengan Yayasan Citra Tenun Indonesia dan Garuda, Pemerintah Kabupaten Sambas menggelar serangkaian pendampingan serta pembinaan terhadap para penenun lokal.
“Program itu sampai tahun 2014,” jelas Budiana.
Kemudian, terang Budiana, Lembaga Gemawan yang bekerja sama dengan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) juga melakukan pembinaan dan pendampingan pada tahun 2013-2016.
“Saya aktif mengikuti pelatihan. Banyak yang didapatkan. Mulai dari aspek teknis produksi, pewarnaan, pemasaran dan manajemen usaha,” terang Budiana.
Baca juga: Mengenal Kain Tenun Sengkang Khas Wajo, Ditenun dari Sutra oleh Ibu Rumah Tangga
Bahkan, karena keaktifannya, Budiana dipercaya sebagai instruktur dalam sejumlah pelatihan yang digelar pemerintah daerah.
Bagi Budiana, tenun tidak semata memproses helaian benang menjadi kain, tapi sebuah karya seni dan kebudayaan.
Seni membuat motif, seni memadukan pewarna sintetis dan alam ke dalam helaian benang, lalu merangkainya menjadi sebuah kain.
“Saya bersyukur sampai sekarang masih menekuni usaha ini. Tenun bukan hanya sanggup menuliskan sejarah, tapi juga meneruskan tradisi masyarakat menjadi masa depan kebudayaan,” tutup Budiana.
Sejak 300 tahun silam
Berdasarkan profil Upakarti Budiana, berjudul Tenun Sambas adalah Seni dan Pengabdianku, tahun 2020, tenun Sambas adalah khasana budaya masyarakat yang telah ada sejak zaman Kesultanan Sambas dipimpin Sultan Muhammad Tsjafioeddin I atau Raden Sulaiman dan diperkirakan telah berusia 300 tahun.
Ciri khas tenun Sambas terletak pada motif yang didominasi oleh motif tanaman dan pada sisi tengah kain terdapat motif pucuk rebung.
Baca juga: Lestarikan Tenun Rongkong, Bupati Luwu Utara Raih Penghargaan
Sampai saat ini, tenun Sambas tetap dilestarikan penggunaanya oleh masyarakat. Biasa digunakan untuk acara adat dan acara resmi pemerintah daerah.
Ada 2 jenis tenun Sambas, yakni kain lunggi atau songket dan tenun cual (ikat).
Kemudian, sentra tenun Sambas berada di Kecamatan Sambas, persisnya di Desa Jagur, Desa Tanjung Mekar dan Desa Sumber Harapan.
Kemudian ada juga di Kecamatan Sajad, yakni Desa Jirak dan Desa Tengguli.
Para penenun yang merupakan kaum perempuan ini mengajarkan keahliannya kepada anak dan saudara secara turun temurun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.