Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Julia, Bikkhuni dan Doktor Pertama di Indonesia yang Dalami Agama Buddha, Bantu Perempuan dengan Sekolah

Kompas.com - 25/03/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Pada tahun 2007, ia mengikuti nasihat itu dan menjalani pendidikan S1, seraya menjalani kehidupan di biara dengan memakai jubah dan mencukur rambut.

Ia sedikit bingung ketika ditanya bagaimana perasaannya saat rambutnya dicukur habis.

"Kalau dikatakan begitu itu saya malah belum sempat merasa karena dadakan. Jadi tiba-tiba dibilangin nanti cukur.

"Sekarang justru selalu dikatakan...'jadi cantik ya'. Ya boleh dikatakan saya dulu ketika masih berambut malah berbeda dengan saat ini," katanya seraya tersenyum.

Baca juga: Kelenteng Tien Kok Sie Solo Persiapkan Ritual Mandi Budha untuk Sambut Imlek

Enam bulan kemudian, ia baru memberi tahu kondisinya itu pada orang tuanya.

"Pada saat itu yang paling terpukul adalah papa. Kita nggak tahu ternyata papa itu setiap pagi, subuh itu sudah bangun keluar di ruang nonton TV, ternyata papa nangis sendiri."

"Papa bilang 'ini kita tidur dengan nyenyak, makan enak, anak kita itu gimana kondisinya di sana?'"

Butuh waktu bertahun-tahun hingga keluarganya menerima apa yang menjadi pilihan Julia.

"Setelah empat tahun, ketika saya lulus mereka datang ke wisuda, mereka melihat orang di sekeliling saya baik-baik dan kondisi saya sangat baik-baik. Akhirnya mereka benar-benar lega pada saat itu," ujarnya.

Baca juga: Saat Kunjungi Wihara di Cilincing Wagub DKI Kemukakan Perbedaan adalah Kekuatan

'Bantu perempuan dengan sekolah'

Selesai lulus S1, Julia meneruskan pendidikan S2 ke University of Kelaniya, Sri Lanka. Saat ia mengenyam pendidikan master itu pula, di tahun 2012, ia ditahbiskan menjadi seorang Bhikkhun?.

Julia mengatakan motivasinya adalah untuk melayani umat Buddha, terutama mereka yang perempuan.

"Karena perempuan juga banyak sekali penderitaan yang mereka rasakan. Itu kadang mereka seringkali nggak ada tempat menyampaikan penderitaan yang mereka alami.

Baca juga: Pengemis Kucing-kucingan dengan Petugas Wihara demi Angpau

"Ketika ada banyak bhikkhuni, semakin banyak wadah untuk menolong mereka yang menderita," ujarnya.

Sejumlah orang menganggap dalam tradisi Therav?da, bhikkuni seharusnya sudah tidak ada karena garis penahbisan yang dipercaya telah putus sejak abad ke-11.

Namun, organisasi tempatnya bernaung Sangha Agung Indonesia mengakui penahbisan bhikkuni.

Julia pun mengingat apa yang dikatakan gurunya.

Baca juga: Aparat TNI dan Polri Jaga Kelenteng dan Wihara Saat Tahun Baru Imlek 2572 di Tangerang

"Beliau hanya menjawab, perempuan dan laki-laki mempunyai potensi yang sama untuk berkembang. Kalau kamu ingin membantu perempuan, lakukan melalui pendidikan."

Menurut Yulianti, peneliti Center for Religion and Cross-cultural Studies, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hingga tahun 2018, setidaknya hanya ada 13 bhikkhuni Theravada di Indonesia, dan Julia Surya adalah salah satunya.

Yulianti mengatakan di tahun 2000, keberadaan bhikkhuni di Indonesia baru muncul kembali setelah seorang perempuan asal Indonesia, Santini, ditahbiskan sebagai bhikkhuni di Taiwan.

Baca juga: Perayaan Imlek di Wihara Dharma Bakti Digelar dengan Protokol Kesehatan Ketat

'Bukan karma buruk'

Sejumlah orang menganggap dalam tradisi Therav?da, Bhikkuni seharusnya sudah tidak ada karena garis penahbisan yang dipercaya telah putus sejak abad ke-11.Noni Arnee untuk BBC News Indonesia Sejumlah orang menganggap dalam tradisi Therav?da, Bhikkuni seharusnya sudah tidak ada karena garis penahbisan yang dipercaya telah putus sejak abad ke-11.
Melalui pendidikan juga, Julia menekankan bahwa perempuan memiliki potensi sama seperti laki-laki, tak seperti anggapan "segelintir" orang yang percaya lahir sebagai perempuan adalah karma buruk.

Pemahaman seperti itu juga tertulis dalam 'Thai Woman in Buddhism' karya Chatsumarn Kabilsingh atau Bhikkhun? Dhammananda, yang diterbitkan tahun 1991. Ia mengamati kehidupan perempuan di negara Thailand, tempat aliran Therav?da berkembang pesat.

Bhikkhun? Dhammananda menulis bahwa perempuan seringkali dipahami sebagai sesuatu yang negatif, hal yang akhirnya merusak citra diri perempuan dan menghalangi perkembangan spiritual dan sosial mereka.

Baca juga: Ditutup Selama Pandemi, Wihara Lalitavistara Cilincing Dibuka Khusus Imlek

Pemahaman yang sama lah yang sering digunakan sejumlah kelompok yang menganggap bhikkhuni seharusnya tak ada.

Namun, menurut Julia, hal itu tak tepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com