Ia juga pernah pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan kota Medan dan bertahan hidup dengan menjual karcis bioskop hingga es lilin.
Lafran mendirikan HMI bersama 14 orang mahasiswa STI lainnya tanpa campur tangan pihak luar.
Ia menggelar rapat tanpa undangan saat jam kuliah Tafsir di salah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) Yogyakarta.
Lafran Pane masuk dalam ruangan dan langsung memimpin rapat.
Baca juga: Lafran Pane, Penyedia Wadah Besar Mahasiswa Islam
“Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres."
"Yang mau menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan," kata Lafran saat itu.
Di awal pembentukan, HMI memiliki dua tujuan yakni mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Serta menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Baca juga: Mahfud MD: Jokowi akan Anugerahi Lafran Pane Menjadi Pahlawan Nasional
Lafran Pane ditetapkan sebagai pahlawan nasional di Istana Merdeka, Kamis (9/11/2021).
Sepanjang hidupnya, Lafran Pande mengabdikan diri dengan mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Yogyakarta.
Menurut penulis buku Lafran Pane; Jejak Hayat dan Pemikirannya, Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane adalah sosok yang sederhana.
"Waktu itu saya pernah ke rumahnya di kompleks dosen Jalan Affandi di Yogyakarta itu. Saya tanya kepada istrinya ini rumah Pak Lafran? Bukan kata dia, ini dari kampus," ujarnya.
Baca juga: Kongres HMI Ricuh, Ada Peserta yang Emosi Aspirasinya Tak Diakomodasi
Menurut Hariqo, pihak keluarga Lafran juga sempat menyampaikan harus segara pindah lantaran pihak kampus memberikan peringatan bahwa rumah itu akan ada yang menempati.
Tak hanya keluarganya, rekan dan murid-muridnya mengatakan jika Lafran adalah orang yang sederhana.
"Seperti Prof Dr Dochak Latief mengatakan, Lafran Pane itu sederhana sekali hidupnya. Soal kesederhanaan Lafran Pane ini sudah melegenda," ucapnya.
Baca juga: Kongres HMI di Surabaya Ricuh, Kursi Peserta Berantakan, Pintu Kaca Gedung Pecah
Saat itu, Lafran ingin HMI mengambil posisi tidak terlibat dalam berbagai polarisasi ideologi yang berkembang pasca-kemerdekaan atau independen dari berbagai kepentingan.