“Dalam sehari dulu omzetnya antara Rp 7- Rp 10 juta. Sejak Maret tahun lalu hingga Maret tahun ini sudah tidak produksi,” katanya.
Khamim yang juga Ketua Komisi C DPRD Kota Batu ini sempat mengajak para jurnalis ke tempat produksi keripik.
Di sana, ada empat mesin pembuat keripik serta puluhan mesin pendingin yang tidak lagi beroperasi.
Khamim mengatakan, banyak karyawan yang menggantungkan hidupnya di sana.
Ia hanya bisa berharap agar pandemi bisa segera berakhir.
"Sebenarnya kami kasihan, tapi ya bagaimana lagi," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul: Tak Terjual Hingga Kadaluarsa, 1,5 Ton Keripik Apel Kota Batu Dibakar, Pengusaha: Gara-Gara Pandemi,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.