Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Jalur Rempah di Maluku, Sejarah Ambon dan Kerajaan di Tanah Hitu

Kompas.com - 24/03/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Fenomena munculnya emas di pesisir pantai Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku menjadi perhatian publik.

Warga di sekitar pesisir pantai di Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, berbondong-bondong mendulang emas

Salah satunya Syarif Arey. Ia mengaku sempat melihat kilauan di pesisir pantai dan setelah diangkta ternyata emas.

Berbicara Maluku tak bisa lepas dari jejak jalur rempah di Nusantara.

Baca juga: Penjelasan Ahli Geologi soal Emas yang Muncul di Pantai Maluku Tengah: Diduga Berasal dari Hulu

Dalam catatan etnografis Suma Oriental, catatan perjalanan seorang asal Portugis, Tomé Pires, melukiskan tentang Kepulauan Maluku (Ambon, Ternate, dan Banda) yang disebut sebagai the spice islands atau kepulauan rempah.

Pernyataan tersebut tepat karena wilayah Maluku memang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, terutama cengkeh, pala, dan bunga pala.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Maluku yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudaaan RI tahun 1999, istilah Maluku merujuk pada empat pusat kerajaan atau kedaton di Maluku Utara.

Yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jaillo.

Keempat kerajaan tersebut kemungkinan besar muncul dalam abad ke-14 yang disebut Maloko Kie Raha atau empat gunung Maluku.

Baca juga: Warga Heboh Cari Emas di Pesisir Pantai, Ini Kata Wabup Maluku Tengah

Lalu apakah arti kata Maluku?

Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021).Dok.Warga Desa Tamilow Kamarudin Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021).
Dari segi etimologi banyak spekulasi dari arti kata Maluku.

Namun secara umum Maluku berasal dari bahasa Arab yang diperkirakan dari Jaziratul Muluk, yang berarti wilayah banyak raja. Muluk adalah bentuk jamak dari malik yang berarti raja.

Empat raja tersebut agaknya menjadi ilham bagi pemberian arti dari kata Maluku tersebut.

Namun pendapat berbeda disebutkan oleh seorang antropolog Belanda, Dr Ch F Van Fraassen.

Ia menemukan, bahwa dalam salah satu bahasa di Halmahera Utara, arti kata loko mengacu pada gunung.

Baca juga: Cerita Warga Soal Emas di Pesisir Pantai Maluku Tengah: Sudah Ada yang Dapat 10 Gram, tetapi...

Gunung sebagai lambang kerajaan adalah suatu hal·yang lumrah pula di masa lampau, terutama di Jawa dan Sumatera.

Bahkan kedaton bisa dilambangkan sebagai gunung, sehingga kedaton Ternate disebut pula sebagai Ternate ma-loko, dan kedaton Tidore disebut Tidore ma-loko.

Ia menjelaskan kemungkin istilah loko di Maluku Utara bermakna sama dengan kata loka di Jawa yang berakar dari kata Sansekerta yang berarti tempat atau bumi.

Maka dengan demikian Maloko atau Maluku berarti penguasa dunia.

Baca juga: Alasan Kader Demokrat Maluku Berangkat ke KLB Deli Serdang: Kami Tidak Dipaksa, Murni Hati Nurani...

Jalur rempah di Tanah Hitu

Beberapa orang anak tampak serius membaca buku kesukaannya saat Rumah Baca Barakate, Komunitas Hikayat Tanah Hitu, membuka lapak baca di sebuah tanah lapang di Desa Hitu Mesing, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu, (30/5/2017).KOMPAS.com/Rahmat Rahman Patty Beberapa orang anak tampak serius membaca buku kesukaannya saat Rumah Baca Barakate, Komunitas Hikayat Tanah Hitu, membuka lapak baca di sebuah tanah lapang di Desa Hitu Mesing, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu, (30/5/2017).
Dikutip dari jalurrempah.kemendikbud.go.id, jalur rempah di Kepulauan Maluku sudah tercatat dalam sejarah sejak abad ke-14.

Kala itu terdapat Pelabuhan Hitu yang menjadi daerah lalu lintas perdagangan cengkeh yang dilakukan oleh orang Banda.

Hitu menjadi tempat transitnya para pedagang termasuk pedagang lokal dari jazirah Leihitu dan Huamual di Pulau Seram.

Di Tanah Hitu juga berkembang kerajaan Islam yang mendatangkan pedagang sekaligus pendakwah sehingga kawasan tersebut menjadi multi-etnis.

Pada paruh pertama abad ke-16, penanaman cengkeh mulai ada dalam sejarah Ambon dan kepulauan Seram.

Baca juga: Berkunjung ke Ambon, Presiden Joko Widodo Akan Pantau Vaksinasi Massal di RSUP dr J Leimena

Perluasan penanaman cengkeh ini juga didorong oleh permintaan yang pesat dari Portugis.

Jejaknya hingga hari pun masih bisa dilihat dari cagar budaya berupa Benteng Victoria yang berada di tengah kota Ambon.

Pada perkembangan selanjutnya di awal abad ke-17, Pelabuhan Ambon ini dipergunakan VOC sebagai pelabuhan transit sebelum mereka tiba di Banda, atau mereka yang ingin kembali ke Batavia.

Pelabuhan Ambon digunakan sebagai transit serta alih muatan.

Baca juga: 2 Narapidana yang Kabur Belum Ditangkap, Rutan Ambon Minta Bantuan Densus 88

Selain itu, Pelabuhan Ambon juga turut dijadikan VOC sebagai pusat pengawasan agar kapal-kapal lokal menghindari pelabuhan sekitar Ambon dan Hitu.

Di Kepulauan Maluku, VOC membentuk tiga gubernuran yakni Ambon, Kepulauan Banda, dan Ternate yang masing-masing gubernuran dikepalai seorang gubernur atau dewan.

Mereka mengurusi administratif dan mengatur produduksi rempah dan perdagangan setempat.

Meski bersaing dengan Inggris, VOC mengizinkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon pada tahun 1620 karena urusan diplomatik Eropa.

Baca juga: Cerita WN Thailand Jamrid Sungpen, Eks Kru Kapal yang 13 Tahun Tinggal di Ambon Tanpa Izin, Tak Bisa Bahasa Indonesia

Seiring dengan waktu, VOC mulai menguasai pasar rempah dan hal tersebut membuat penduduk asli melakukan perlawanan dalam bentuk penyelundupan rempah.

Hal tersebut kemudian memicu pembantaian Banda oleh VOC pada tahun 1621. VOC pun berhasil menguasai Banda,.

Persaingan Inggris-Belanda berakhir pada 1623 ketika Inggris meninggalkan Maluku setelah Pembantaian Amboyna yang membunuh sepuluh orang Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com