KOMPAS.com - Fenomena munculnya emas di pesisi pantai di Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku menjadi perhatian publik.
Ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Dr Zain Tuakia mengatakan ada kemungkinan sumbernya ada di hulu dan terkikis hingga terbawa air ke bawah.
Sementara itu di Lampung Tengah, PK (25) membunuh ayahnya, Slamet (69) dan menenteng kepala korban sambil berkeliling kampung.
Ia berteriak-teriak kepada warga memberitahukan bahwa ayahnya sudah meninggal. Diduga pembunuhan terjadi karena korban tak merestui pernikahan PK.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:
Ia mengatan fenomena tersebut bisa terjadi jika ada sumber di hulu yang mengandung emas dan terkikis air hingga terbawa air ke bawah.
"Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu). Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah, kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada," ungkap Zain kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).
Baca juga: Viral Penemuan Emas di Pesisir Pantai, Bupati: Tak Seperti di Kongo Bawa Truk, di Sini Cuma Percikan
Zain menjelaskan, secara umum emas berada di bawah bebatuan yang lebih keras seperti bebatuan kuarsa atau malihan di wilayah pegunungan.
Sedangkan mineral emas yang berada di bebatuan keras itu terbentuk dari endapan primer.
Namun, warga Desa Tamilow menemukan emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai.
"Jadi di air ini hulunya intinya ada pengikisan lalu terbawa dan terendap di kali dan sebagainya, jadi kalau muara sungai sampai ke pantai maka akan sampai di pantai juga itu namanya tipe plaser jadi pembentukan secara sekunder dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai," jelasnya.
Baca juga: Penjelasan Ahli Geologi soal Emas yang Muncul di Pantai Maluku Tengah: Diduga Berasal dari Hulu
Menurut Wakil Ketua Komite II DPD RI Abdul Puteh, pihaknya mendorong Pemprov Sumbar untuk menyelesaikan persoalan tol.
"Kita mendorong Pemprov Sumbar agar segera menyelesaikan persoalan tol Padang-Pekanbaru ini. Ini proyek strategis nasional yang menghubungkan Sumbar dengan Riau," kata Puteh saat pertemuan dengan Gubernur Sumbar, Mahyeldi, Senin (22/3/2021).
Sementara Anggota DPD RI asal Riau, Edwin Pratama Putra mendorong agar Pemprov Sumbar meniru langkah Riau dalam hal pembebasan tanah.
"Kalau kami di Riau pembebasan tanah tidak begitu masalah. Salah satu strateginya adalah melibatkan anggota DPD dan DPR RI asal Riau sendiri," kata Edwin.
Video tersebut direkam di Dudun Tlogomulyo, Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada Sabtu (20/3/2021) siang.
Di video berdurasi 26 detik tersebut, beberapa anggota TNI memarahi puluhan warga yang duduk di bawah panggung kawinan.
"Kamu izin sama siapa ? Siapa yang kasih izin ? Saya banting sekalian !" tegas salah seorang anggota TNI dalam video tersebut.
"Ini melanggar prokes semua. Tahu enggak ? PPKM dibuat itu bukan untuk dilanggar!" sahut anggota TNI lainnya dengan membentak.
Dalam video tersebut juga terdengar umpatan-umpatan dari anggota TNI yang membubarkan kegiatan pernikahan tersebut.
Baca juga: TNI Bubarkan Paksa Hajatan di Grobogan secara Kasar, Dandim Turun Tangan
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (22/3/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Setelah membunuh sang ayah, PK membawa kepala korban keliling kampung dan berteriak-teriak jika telah membunuh ayahnya.
"Diarak (kepala korban) diperlihatkan ke sejumlah warga sambil bilang, 'Bapak saya mati. Bapak saya mati'," kata Tarmin salah seorang warga sambil mencontohkan ucapan PK.
Diduga pembunuhan terjadi karena korban tak merestui pernikahan PK.
"Jadi setelah dipenggal, kepala korban dibawa berkeliling kampung, pelaku naik motor," tambahnya.
Baca juga: Anak Pancung Ayah Kandung dan Arak Keliling Kampung, Warga Histeris
Tersangka Asdianti Baso sang pembeli lahan saat ini masih ada di Dubai, Uni Emirat Arab. Penjemputan akan dilakukan jika panggilan polisi diabaikan.
"(Setelah) pemanggilan keduanya disertai dengan upaya paksa untuk membawa yang bersangkutan," kata Zulpan melalui telepon, Selasa (23/3/2021).
Asdianti sejauh ini dianggap tidak kooperatif dengan mangkir pada pemanggilan pertama usai dijadikan tersangka.
Dia mengatakan wanita yang menjabat sebagai direktur PT Mandiri Selayar itu terkesan memperlambat proses penyidikan.
"Sedang diupayakan koordinasinya agar yang bersangkutan ini bisa kembali ke Indonesia. Karena dia beralasan masih berada di Dubai," imbuh Zulpan.
Baca juga: Polisi Berencana Jemput Paksa Tersangka Kasus Penjualan Pulau Lantigiang
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty, Perdana Putra, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Himawan | Editor : Dheri Agriesta, Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief, Michael Hangga Wismabrata)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.