Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah De Koffiekoning van Salatiga, Mengembalikan Kejayaan Kopi Salatiga

Kompas.com - 23/03/2021, 19:29 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kawasan di sekitar Salatiga sejak era Belanda dikenal sebagai perkebunan kopi terbesar di Nusantara.

Para saudagar dan pengusaha perkebunan pun datang ke kota sejuk itu untuk bertransaksi.

Wali Kota Salatiga Yuliyanto dalam acara diskusi Jelajah Kopi Nusantara di Benteng Hock Satlantas Polres Salatiga, Selasa (23/3/2021) mengungkapkan kiprah Salatiga dalam dunia perkopian semakin diperhitungkan saat kisaran tahun 1795 menjadi lumbung kopi bagi Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).

"Ini tak lepas dari peran Pierre Hammar de la Brehoniere (1794-1872) yang kemudian berjuluk Raja Kopi Salatiga atau De Koffiekoning van Salatiga," jelasnya.

Baca juga: Tips dan Tantangan Membangun Bisnis Kedai Kopi hingga Raup Omzet Rp 100 Juta Per Bulan

Ratusan tahun berlalu, Salatiga tak lagi dianggap menjadi bagian penting dari peredaran kopi.

"Namun jangan salah, menikmati kopi di Salatiga masih menjadi salah satu yang terenak di Indonesia, karena alam, hawa, dan pemandangannya sangat berbeda dibanding daerah lain," kata Yuliyanto.

Dia juga menyinggung Kopi Kacamata khas Salatiga yang legendaris. Menurut Yuliyanto Kopi Kacamata bisa menjadi oleh-oleh karena rasanya yang khas dan tidak ditemui di daerah lain.

Yuliyanto menegaskan bahwa barista-barista Salatiga juga memiliki kemampuan mengolah kopi dengan enak.

"Silakan datang ke Salatiga dan nikmati kopi yang ada di kedai-kedai di sudut kota," ungkapnya.

Baca juga: Modal Awal Pinjam Sana Sini, Kini Bisnis Kedai Kopi 4 Anak Muda Beromzet Rp 100 Juta Per Bulan

Sementara Widi Ari Nugroho ketua Kopi Lover Salatiga (Koplo) mengatakan tim Jelalah Kopi Nusantara mendatangi kota tertoleran di Indonesia tersebut untuk mendokumentasikan sejarah.

"Salatiga menjadi pusat kopi karena menjadi gudang sebelum diekspor ke Belanda," jelasnya.

Widi mengakui saat ini Salatiga belum menjadi pusat kopi lagi.

"Tapi robusta Salatiga memiliki rasa clean dan unik sehingga bisa menarik penggemar kopi untuk menikmati," paparnya.

Sebagai komunitas penggemar kopi, lanjutnya, Koplo aktif mengadakan acara Ngoplo.

"Konsep acaranya adalah mengembalikan kopi kepada rakyat, sehingga kita ajak masyarakat menikmati kopi di pinggir jalan sekaligus melakukan edukasi memgenai kopi," kata Widi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com