Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bandung Lautan Api, Kekecewaan Pejuang dan Politik Bumi Hangus Jepang

Kompas.com - 23/03/2021, 10:29 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) terjadi pada 24 Maret 1946. Saat itu, warga membakar kotanya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam buku Bandung 1945-1946 (2019) karya Egi Azwul Fikri, peristiwa ini dilatarbelakangi beberapa hal.

Di antaranya tuntutan Brigade Mac Donald terhadap masyarakat Bandung untuk menyerahkan semua senjata Jepang yang sudah dilucuti pemuda ke pihak Sekutu.

Kemudian tentara Sekutu membagi Kota Bandung menjadi dua wilayah, yaitu Bandung Utara dan Bandung Selatan. Pengosongan Bandung itu untuk pembangunan markas Sekutu.

Tentara Indonesia dipaksa mundur

Dikutip dari situs Komunitas Aleut, pemerhati sejarah di Bandung, satu hari sebelumnya, 23 Maret 1946, Nederlands Indies Civil Administration (NICA) dan Inggris mengultimatum Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk mundur sejauh 11 kilometer dari pusat kota dalam waktu 24 jam.

Baca juga: 5.000 Warga Pawai Obor di Malam Peringatan Bandung Lautan Api

Itu merupakan ultimatum yang kesekian kali. Sebab pada 20 Desember 1945, pemerintah sudah pernah mendapatkan ultimatum tersebut.

Saat itu, Bandung terbagi menjadi dua wilayah. Wilayah utara dikuasai Sekutu dan NICA, sebelah selatan dikuasai oleh TRI dengan jalur rel kereta api sebagai batas wilayahnya.

Komandan Divisi III yang saat itu memimpin TRI, AH Nasution, menuruti perintah pemerintah pusat melalui Syarifuddin Prawiranegara untuk segera meninggalkan Kota Bandung.

Padahal Markas Besar TRI yang bertempat di Yogyakarta menginginkan wilayah Bandung dipertahankan, dijaga setiap jengkalnya walaupun harus mengorbankan nyawa.

Diambillah keputusan rakyat Bandung mundur, namun TRI serta laskar-laskar tetap bertahan dan berjuang mempertahankan tanah Bandung Selatan walaupun pada akhirnya ikut mengungsi karena keadaan yang tidak mungkin untuk melawan musuh.

Bandung dipisahkan karena Sekutu melihat semakin bersatunya kekuatan laskar dan TRI. Sekutu khawatir keinginan mereka menguasai Bandung tidak tercapai.

Pembumihangusan

TRI, BKR (Badan Keamanan Rakyat), Laskar Rakyat, Barisan Banteng, Barisan Merah, Laswi (Laskar Wanita), Siliwangi, Pelajar Pejuang bersama dengan rakyat berjuang mempertahankan wilayah.

Keputusan meninggalkan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada hari itu juga yang dihadiri semua barisan perjuangan.

Tindakan pembumihangusan itu sendiri diusulkan oleh Rukana yang saat itu menjabat sebagai Komandan Polisi Militer di Bandung.

Setelah keputusan disepakati, AH Nasution menginstruksikan agar rakyat segera meninggalkan Bandung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ajudan Kapolda Kaltara Tewas, Ada Senjata Api Tergeletak di TKP

Ajudan Kapolda Kaltara Tewas, Ada Senjata Api Tergeletak di TKP

Regional
Gempa M 6,6 di Maluku Barat Daya, BPBD: Tak Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 6,6 di Maluku Barat Daya, BPBD: Tak Ada Laporan Kerusakan

Regional
Banjir Sembakung, Kakek Berusia 80 Tahun Terpeleset dan Tewas Tenggelam

Banjir Sembakung, Kakek Berusia 80 Tahun Terpeleset dan Tewas Tenggelam

Regional
Harga Beras Semakin Mahal, Bupati HST Serahkan Bantuan Pangan Beras Kepada 21.101 KPM

Harga Beras Semakin Mahal, Bupati HST Serahkan Bantuan Pangan Beras Kepada 21.101 KPM

Kilas Daerah
Mengenal Wayang Potehi, Seni Peranakan Tionghoa yang Hampir Punah di Semarang

Mengenal Wayang Potehi, Seni Peranakan Tionghoa yang Hampir Punah di Semarang

Regional
Kisah Nenek di Flores Pulang Setelah 47 Tahun Hilang Saat Masih Gadis, Viral di Media Sosial

Kisah Nenek di Flores Pulang Setelah 47 Tahun Hilang Saat Masih Gadis, Viral di Media Sosial

Regional
Ajudan Kapolda Kaltara Ditemukan Meninggal di Rumah Dinas

Ajudan Kapolda Kaltara Ditemukan Meninggal di Rumah Dinas

Regional
[POPULER NUSANTARA] Siswa di NTT Tak Lagi Masuk Sekolah Pukul 05.30 Pagi | Soal Rempang, Istri Wawalkot Batam Diperiksa Polisi

[POPULER NUSANTARA] Siswa di NTT Tak Lagi Masuk Sekolah Pukul 05.30 Pagi | Soal Rempang, Istri Wawalkot Batam Diperiksa Polisi

Regional
BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

Regional
Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Regional
Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Regional
Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Regional
ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

Regional
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com