Alkisah diceritakan setiap menyusuri Sungai Kapuas, Sultan Syarif selalu diganggu kuntilanak.
Ia pun terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak. Selain itu lokasi peluru meriam yang ditembakkan jatuh, akan didirikan sebuah kesultanan.
Peluru meriam jatuh di dekat persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini dikenal dengan nama Bering.
Baca juga: Perahu Pembawa Kotak Suara Pilkada Kapuas Hulu Karam karena Tabrak Batu
Cerita lain menyebut nama Pontianak berasal dari Pohon Punti yang artinya pohon-pohon yang sangat tinggi. Penyebutan Pohon Punti tersebut berada di surat Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus kepada Syarif Yusuf Al-Kadrie.
Tak hanya itu. Nama Pontianak juga disebut berasal dari kata Pontian yang berarti pemberhentian atau tempat singgah.
Lokasinya yang strategis membuat wilayah tersebut menjadi tempat singgah sementara untuk pelaut atau pedagang yang melintas.
Baca juga: Polisi Tangkap Istri dan Adik Napi Lapas Pontianak yang Selundupkan Sabu dari Malaysia
Asal-usul lain kata Pontianak berasal dari kata Kun Tian yang dalam bahasa Mandarin berarti tempat pemberhentian.
Dan sebagian besar orang tua Tionghoa di Pontianak masih menyebut kota tersebut dengan nama Kun Tian.
Kota Pontianak didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada Rabu, 23 Oktober 1771 atau 14 Rajab 1185 H.
Baca juga: Pembawa 1 Kg Sabu dari Perbatasan RI-Malaysia Ditangkap, Diduga Suruhan Napi Lapas Pontianak
Pendirian kota ditandai dengan dibukanya hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapus Besar. Lalu didirikan lah balai dan rumah sebagai tempat tinggal.
Pada tahun 1778, Syarif Abdurrahman Alkadrie dikukuhkan menjadi sultan.
Letak pusat pendirian pemerintahan ditandai dengan dibangunnay Masjid Jami yang kini menjadi Masjid Sultan Syarif Abdurrahman dan Istana Kadariah yang kini berada di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontinak Timur.
Baca juga: Terdampak Karhutla, Kualitas Udara di Kota Pontianak Jadi Tidak Sehat
Ia menyebut Belanda masuk ke Pontianak dari Batavia pada tahun 1194 Hijriah atau 1773 Masehi.
Disebutkan Syarif Abdullah adalah putera ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie atau versi lain menyebut sebagai Al Habib Husin.