Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Rela Warga Perbatasan RI-Malaysia Terus Sulit Berobat, Marten Hibahkan Tanah untuk Dijadikan Puskesmas

Kompas.com - 22/03/2021, 19:33 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Marten Losong memiliki mimpi bisa berobat murah dan tidak perlu menempuh perjalanan dengan risiko nyawa untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

Di Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang merupakan perbatasan RI – Malaysia, hanya tersedia Puskesmas pembantu yang dikepalai seorang bidan.

Hal ini menjadikan keterbatasan kemampuan dan peralatan, manakala dijumpai warga yang sakit parah.

Baca juga: Mudik Tak Dilarang, DPD Minta Pemerintah Perketat Akses Pintu Masuk Perbatasan Wilayah

Sementara itu untuk merujuk ke Puskesmas atau rumah sakit, butuh biaya tidak murah dan memakan waktu tidak sebentar.

"Dari Lumbis Hulu ke kecamatan kota di Mansalong, itu butuh waktu enam sampai delapan jam pakai perahu ketinting dengan biaya sekitar Rp 8 juta. Kalau arus air deras, tentu saja risiko nyawa jadi taruhan," ujar Marten saat dihubungi, Senin (22/3/2021).

Mimpi tersebut sudah ada di benaknya selama puluhan tahun.

Sejak kecil, ia melihat banyak warganya harus merogoh kocek cukup dalam hanya untuk ongkos perjalanan.

Untuk biaya berobat, membayar jasa dokter dan menebus resep obat, tentu itu perkara lain lagi.

Baca juga: Hidup Bergantung dengan Barang dari Malaysia, Warga 3 Desa di Kaltara Tetap Ingin Jadi WNI

Mimpi tersebut seakan akan hampir ia raih. Saat ini, Lumbis Hulu sudah menjadi kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Lumbis Ogong pada 2019.

"Saya serahkan tanah saya yang ada di dekat kantor camat untuk Puskesmas, luasnya sekitar 30 meter dan panjang kurang lebih 100 meter," katanya.

Marten yang merupakan pensiunan Kepala Sekolah SDN 001 Tau Lumbis ini mengatakan, ia bukanlah orang kaya atau orang yang memiliki banyak tanah.

Tanah yang dihibahkan semata-mata menjadi dukungan percepatan pembangunan di kecamatan yang baru dimekarkan tersebut.

Ia sangat ingin melihat kampung halamannya berubah, tidak ada lagi anggapan ‘orang miskin tidak boleh sakit’ melihat keadaan perbatasan RI – Malaysia yang berpuluh tahun belum merasakan hak yang sama sebagai warga negara.

"Bagaimana supaya Lumbis ini maju, yang sakit cepat teratasi. Kalau sakit harus bertaruh nyawa lagi, seakan akan tidak manusiawi kita rasa. Itu berpuluh tahun dirasa warga perbatasan kan?" katanya.

Baca juga: Pembawa 1 Kg Sabu dari Perbatasan RI-Malaysia Ditangkap, Diduga Suruhan Napi Lapas Pontianak

Ada alternatif perjalanan murah di Lumbis Hulu

Menanggapi adanya tanah hibah untuk pembangunan Puskesmas, Camat Lumbis Hulu Justinus memberikan apresiasi dan mengaku sangat berterima kasih.

Justinus membenarkan penuturan Marten. Sampai saat ini warganya harus merogoh kocek Rp 8 juta dengan perjalanan menggunakan ketinting selama 6 sampai 8 jam untuk menuju kota.

"Memang seperti itu kondisi kami di perbatasan. Semoga dengan pemekaran ini, perlahan akan berubah. Terutama sekali Puskesmas," katanya.

Sebagaimana wilayah perbatasan lainnya, Kecamatan Lumbis Hulu juga sangat bergantung dengan Malaysia.

Baca juga: Sejak 2008, Ada 41 WNI Divonis Hukuman Mati di Malaysia

Sejak Malaysia lockdown akibat wabah Covid-19, keterisolasian Lumbis Hulu kian terasa.

Sebenarnya, ada alternatif jalan dengan biaya murah di Lumbis Hulu yaitu dengan mengaktifkan Bandara Lumbis Hulu.

Dari Lumbis Hulu, pesawat akan mendarat di Kabupaten Malinau. Di sini, perlengkapan kesehatan lebih memadai. Kalau ingin lebih lengkap, bisa menyambung penerbangan ke kota Tarakan.

Bandara Lumbis merupakan bandara yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat di zaman dulu, untuk kebutuhan misionaris.

Baca juga: Warga Kalbar Divonis Hukuman Mati di Malaysia karena Edarkan Narkoba

Pesawat jenis Pilatus terakhir kali mendarat di bandara Lumbis Hulu pada 2014.

Setelah itu, tidak ada lagi pesawat yang singgah atau misi kemanusiaan dari para missionaris ke wilayah ini.

"Sebenarnya kalau bandara aktif, ongkos bisa lebih murah. Kalau pakai perahu kita habiskan Rp 8 juta, kalau pesawat Pilatus paling sekitar Rp 350.000 saja," katanya.

Baca juga: Buntut 69 Deportan Positif Covid-19, Pemprov Kalbar Bentuk Satgas di Perbatasan

Namun lagi lagi, keinginan tersebut masih sebatas angan. Masih sekadar mimpi, karena yang ada, kecamatan Lumbis Hulu masih beranggapan ‘si miskin tak boleh sakit’.

"Kita sementara proses tanah hibah dari Pak Marten. Impian beliau mewakili kami semua di perbatasan RI – Malaysia ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com