YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Belasan pemuda berkaus hitam mencangkuli tanah sekitar mata air Planangan di Padukuhan Banaran V, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mata air itu selama belasan tahun tertutup tanah. Namun, pada hari ini, Senin (22/3/2021), atau bertepatan dengan Hari Air Sedunia, sumber air itu kembali digali.
Belasan pemuda ini berasal dari komunitas Resan Gunungkidul dan warga sekitar.
Baca juga: Api Abadi Mrapen Padam Diduga karena Pengeboran Sumber Mata Air
Mereka ingin mengembalikan kembali mata air yang puluhan tahun banyak digunakan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Mata air Planangan salah satu mata air yang ada di Kalurahan Banaran.
Sejak pagi mereka membuka tanah setelah sebelumnya dilakukan ritual.
Dengan semangat mereka mencangkul tanah, setelah sekitar kedalaman 1 meter, bekas kolam tampak ke permukaan.
Ada pelataran yang puluhan tahun lalu digunakan mencuci atau mengambil air.
Baca juga: Kekeringan di Gunungkidul, Sumber Air Mulai Habis, Anggaran Menipis
Air mengalir dari sela-sela akar pohon jambu alas. Kegiatan pembersihan sempat terhenti untuk melaksanakan kenduri.
Kepala Padukuhan Banaran IV Tumirin mengaku meski bukan di wilayahnya, sumber Planangan sering digunakan warga padukuhan Banaran IV.