Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dodo Pae Bertahan Hidup dengan Berjualan Kaset di Tengah Digitalisasi Musik

Kompas.com - 22/03/2021, 13:22 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Era kaset pita sempat diprediksi akan habis seiring era digital.

Namun siapa sangka, saat ini kaset pita malah diburu kolektor dan harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Salah satu yang masih bertahan berjualan kaset pita adalah Wahyu Widodo alias Dodo Pae, warga Jalan Seruni, Sidorejo, Kota Salatiga. Jawa Tengah.

Baca juga: Plantea Barcode Scanner, Aplikasi Pengenal Tanaman Karya Guru SMA Negeri 2 Salatiga

Penjualan kaset pitanya sudah hampir ke seluruh wilayah Indonesia dengan model paket.

"Sempat juga ada tawaran pembelian dari Turki, Spanyol, Malaysia, dan Inggris. Tapi karena ongkos kirim yang mahal, mereka mengurungkan niat membeli melalui paket dan akan datang langsung saat ke Indonesia," jelasnya saat ditemui, Senin (22/3/2021) di rumahnya.

Dodo Pae mulai berjualan kaset sejak 2007, tapi bisnis ini baru mulai dijalaninya secara serius sejak tiga tahun lalu.

Kini, hanya dengan usaha berjualan kaset dia bisa menghidupi keluarganya.

Baca juga: Lou Ottens, Penemu Pita Kaset Meninggal Dunia

Dikatakan, kaset yang laku dicari adalah penyanyi rock era 1990-an, seperti Nike Ardilla dan Iwan Fals.

"Kalau harga kaset kisaran Rp 10.000 hingga Rp 1 juta. Kaset termahal yang pernah saya jual adalah Johny Alexander dengan album Sengketa Keraton Demak," kata Dodo.

Saat pandemi virus corona merebak, Dodo Pae juga merasakan penurunan permintaan dari pelanggannya.

Namun, dia optimistis bisnis jual beli kaset pita akan tetap bertahan.

"Kalau selama pandemi ini memang agak turun. Tapi pembeli kebanyakan malah anak muda yang aktif bermedia sosial dan juga murid sekolah musik yang membutuhkan sound natural," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Kasidah Nasida Ria asal Semarang, 45 Tahun Berkarya dari Kaset hingga Youtube, Nyanyikan 400 Lagu

Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 1.000 kaset di rumahnya. Ada yang dijual per paket dan  satuan.

"Kalau yang paket itu biasanya dari album pertama hingga album terakhir artis. Mahal tidaknya tergantung kondisi kaset, dari keadaan pitanya bergelombang atau tidak, covernya sobek, ada coretan dan kemulusannya," kata Dodo.

Mengenai koleksinya, Dodo menyampaikan yang tertua adalah kaset pita bajakan dari piringan hitam.

"Keluaran tahun 1970-an, kita serasa mendengarkan alunan piringan hitam tapi dari kaset pita sehingga suaranya sangat jernih," paparnya.

Baca juga: Pemuda Ini Sebulan Raup Omzet Belasan Juta dari Jualan Baju Bekas

Dia mengakui tantangan utama menjual kaset pita adalah era digital yang menawarkan kemudahan teknologi.

"Sekarang memang eranya musik melalui CD atau flashdisk, tapi buktinya penggemar kaset pita juga masih banyak," jelas Dodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com