Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Padi Gunungkidul Melebihi Target, Petani Pilih Simpan Hasil Panen untuk Konsumsi Sendiri

Kompas.com - 21/03/2021, 13:16 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, mencatat produksi gabah di masa tanam pertama melebihi target.

Selama ini sebagian besar petani memilih menyimpan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, sebagian besar petani di Gunungkidul sudah memasuki masa panen tahap pertama.

Adapun data yang diperoleh Padi Sawah luas lahan 7.325 hektar, padi gogo luas lahan pertaniannya 40.594 hektar. Total dari lahan pertanian menghasilkan produksi gabah mencapai 248.270 ton.

"Pada masa tanam pertama ini kita targetkan 240.000 ton tetapi sudah tercapai 248.270 ton. Padahal masih ada 533 hektar padi sawah belum panen," kata Raharjo saat dihubungi Jumat (19/3/2021).

Baca juga: Soal Impor Beras dan Garam, Wabup Nganjuk Minta Mendag Lebih Dulu Berdialog

Dijelaskan, beberapa faktor yang membuat panen melebih target yakni saat ini musim yang tergolong baik untuk padi lahan kering, terpenuhinya pupuk bagi petani, dan varietas padi unggul, serta hama penyakit.

"Untuk bibit bantuan pemerintah 2020 disalurkan 2000 hektar benih padi inbrida, dan 5000 hektar padi gogo ditanam pada masa tanam pertama.

Raharjo mengatakan, untuk masa tanam kedua petani sudah mulai menanam sebanyak 5.632 hektar.

"Untuk hasil panen, sebagian disimpan dan dijual sebagaian untuk kebutuhan rumah tangga petani," ucap Raharjo.

Baca juga: Ganjar soal Rencana Pemerintah Impor Beras: Nanti Saja Lah, Terlalu Dini

Sementara salah seorang petani di wilayah Patuk, Ranto Wiyatno mengaku hasil panen pertama hasil dua bidang sawahnya menghasilkan 20 karung besar gabah, yang dipanen sepekan lalu.

Namun dari hasil itu, tidak ada yang dijual hanya digunakan sendiri atau digunakan untuk menyumbang warga yang sedang hajatan.

Dia mengatakan, dalam setahun dirinya bisa memanen 2 kali padi, dan 1 kali palawija. Hal itu cukup untuk kebutuhan keluarga selama setahun.

"Di sini jarang yang menjual hasil panen padi, kalau saya sendiri hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan tradisi di sini untuk menyumbang orang yang sedang hajatan," kata Ranto.

Baca juga: Petani di NTB Khawatir Rencana Impor Beras Buat Harga Padi Merosot

 

Sistem mina padi

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mina Mandiri, Pulutan, Kapanewon Wonosari, Wartono mengatakan, pihaknya bersama kelompok menerapkan konsep mina padi sejak 2 tahun lalu. Namun hasilnya selama ini dimanfaatkan untuk konsumsi warga setempat.

Sejak menerapkan sistem mina padi, hasil panen petani setempat mengalami peningkatan. Kondisi itu ditambah dengan hasil dari ikan yang dipelihara dalam lahan sawah tersebut.

Saat awal, pihaknya menabur 47 kilogram bibit ikan. 5 bulan kemudian panen dengan hasil mencapai 1 kuintal lebih. "Untuk hasil padi setiap 7 meter persegi menghasilkan gabah 11 kilogram," kata dia.

Untuk padi, sama seperti di kawasan Patuk, warga Pulutan memilih memanfaatkan hasil pertanian untuk dikonsumsi sendiri. Jika lebih, dan sudah akan memasuki masa panen berikutnya baru dijual meski sebagian kecilnya.

"Tidak efek kaitannya dengan impor beras, rata-rata petani baik sawah maupun tegalan menyimpan hasilnya untuk dikonsumsi sendiri. Setiap petani di rumah memiliki lumbung gabah,"ucap Wartono. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com