Tercatat, sekitar 170.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu bangunan hancur setelah terhempas gelombang tsunami.
Hal yang sama juga dialami Maisara (48). Ia bercerita saat tsunami terjadi, ia terjebak dalam air laut berwarna hitam menggulung.
Baca juga: 10 Gempa Terbesar di Dunia sejak 1900, Termasuk Tsunami Aceh
Ia kemudian terjepit plafon rumahnya. Air menyisakan kepalanya yang mendesak di plafon.
Maisara selamat tapi tidak suaminya, Muharam dan tiga anak perempuannya.
Setiap tanggal 26 Desember, ia selalu berziarah ke makam massal di kawasan Blang Kureng, Aceh Besar.
“Mana mungkin bisa lupa, sebagai orang Aceh, kejadian itu tak mungkin terhapus dari ingatan,” ujar Maisara, Kamis (26/12/2019).
"Mungkin sampai saya menghembuskan napas terakhir nanti tidak akan lupa," ujar Maisara.
Baca juga: 15 Tahun Pasca Tsunami Aceh, Tak Pernah Terhapus dari Ingatan, Bangun Siaga
"Kini saya menjalani hidup seiring takdir Tuhan saja. Ajaran agama mengajarkan kalau kita harus semangat dan ikhlas, kini saya menjalani aktivitas dengan keluarga yang baru bersama suami. Saya ikhlas, tapi saya tidak pernah lupa,” ucap Maisara yang menikah lagi dengan pria yang bernama Samsuir.
Saat tsunami terjadi, pemerintah menaksir kerugian akibat bencana tersebut mencapai puluhan triliun.
Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akhirnya melakukan pinjaman ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Raja Umar, Tri Purna Jaya, Luthfia Ayu Azanella, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Daspriani Y Zamzami, Dani Prabowo | Editor : Farid Assifa, Abba Gabrilin, Rizal Setyo Nugroho, Inggried Dwi Wedhaswary, David Oliver Purba, Bayu Galih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.