KOMPAS.com - Kemunculan sumber air di Dukuh RT 006, RW 001, Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah membuat warga bertanya-tanya.
Sebab sumber air itu bisa terbakar ketika disulut api.
Airnya pun terasa asin seperti air laut.
Baca juga: Sumber Air di Karanganyar Rasanya Asin dan Bisa Terbakar jika Disulut Api
Sejak sumber air itu muncul, banyak warga yang kemudian datang untuk menyaksikan.
Bahkan ada juga warga yang menggunakan air itu untuk menyembuhkan penyakit.
"Dulu banyak yang datang ke sini. Banyak warga yang ke sini ambil air untuk obat gatal. Ini bagus untuk obat gatal," kata Solihin, ditemui di rumahnya, Sabtu (20/3/2021).
Namun hal itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
Solihin mengatakan awal kemunculan sumber air itu ialah saat dilakukan pengeboran pembuatan sumur dalam untuk kebutuhan air bersih pada September 2019.
Pengeboran dilakukan di dua tempat, salah satunya di pekarangan rumah Solihin yang digali sedalam 120 meter.
"Dulu ada bantuan pengeboran sumur dalam khususnya untuk air bersih. Kemarau, tidak kemarau di sini tidak ada air bersih untuk minum itu tidak ada," kata Solihin.
Dari pengeboran di dua titik itu, hanya di pekarangan Solihin yang berhasil mengeluarkan sumber air.
Baca juga: 80 Persen Ciri Fisik Polisi Korban Tsunami Aceh Identik
Namun sayangnya air tersebut memiliki rasa asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan warga untuk air bersih.
Mereka memilih menggunakan penyedia air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).
Sementara sumber air tersebut dibiarkan mengalir begitu saja.
"Kalau buat minum dan masak saya beli isi ulang," kata Solihin.
Baca juga: Duduk Perkara Bau Menyengat Tercium di Bogor hingga Buat Warga Mengungsi, Ini Penjelasan Kapolres
Meski airnya tidak bisa dimanfaatkan, api yang keluar dari sumber air itu dipakai Solihin untuk memasak.
"Jadi malam hari anak muda di sini itu penasaran melihat dengan menyalakan korek api. Apinya menyambar ke lubang bekas sumur dan menyala. Air dari dalam sumur bor ini keluar dengan deras sampai sekarang," tutur dia.
Solihin lalu memasanginya dengan pipa sepanjang 60 cm.
"Ini dikasih besi-besi kalau pagi dan sore itu untuk memasak. Pagi masak nasi kalau sore masak air," kata Solihin.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.