Warga sekitar, Ivon Rahim (45) mengatakan, bau tersebut betul-betul menyengat bahkan menembus masker.
"Malam ini masih bau banget, baunya seperti bangkai juga, seperti bau gas juga, nyengat banget di hidung saya," ujarnya kepada Kompas.com lewat telepon.
Akibat dari bau tersebut, warga mengalami sakit kepala hingga sesak napas.
"Kita mau napas aja susah. Kita udah pakai masker tapi tetap aja tembus baunya. Kalau saya enggak tahan baunya, kepala nyut-nyutan, susah tidur, mangkanya anak saya netralisir dengan minum susu, terus minyak kayu putih," ucapnya.
Di hadapan pengunjuk rasa, manajemen pabrik menyampaikan permintaan maaf.
"Sekali lagi saya mohon maaf karena saya sendiri merasakan bau juga yang menimbulkan muntah, mual karena baunya enggak enak," ucap Humas PT PPLI, Ahmad Farid melalui pengeras suara di depan pengunjuk rasa.
Pihak manajemen pun siap bertanggung jawab jika ada dampak yang merugikan warga.
"Kalau memang ada impact yang merugikan, kami siap bertanggung jawab," kata Farid.
Salah satu peserta aksi, Acep menjelaskan, warga berunjuk rasa agar pihak pabrik mengetahui dampak bau menyengat tersebut terhadap warga.
Menurutnya, banyak yang mengalami sakit kepala, mual hingga sesak napas dan pingsan.
"Dampaknya ada yang muntah-muntah dan ada yang pingsan tadi malam hingga dilarikan ke rumah sakit. Jadi tuntutan kita dari lima kecamatan yang ikut demo hari ini ya supaya baunya cepat hilang aja gtu," kata Acep, warga Desa Nambo.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor : Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.