KOMPAS.com - Rencana pemerintah mengimpor beras menuai protes petani dan sejumlah pengusaha di Karawang, Jawa Barat.
Salah satunya Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mulyatani, Kecamatan Pakisjaya, Samsudin. Dirinya menyebutkan impor beras akan menambah beban hidup petani.
Apalagi belum lama ini pemerintah mengurangi kuota pupuk bersubsidi dan menaikan harganya yang berdampak pada naiknya biaya produksi.
Baca juga: Kisah Lengkap Abrip Asep, Hilang Saat BKO Tsunami 2004 di Aceh hingga Ditemukan di RSJ
"Beban petani bakal bertambah, jika impor beras jadi dilakukan," ucapnya.
Lebih lanjut Samsudin menggambarkan kondisi harga pupuk saat ini. Ternyata, menurutnya, tidak sebanding dengan harga gabah.
"Gabah kering panen (GKP) hanya laku Rp 4.100 per kilogram. Padahal idealnya Rp 5.000 per kilogram agar biaya produksi tertutup," kata Samsudin.
Selain itu, Beri mengkhawatirkan soal harga beras lokal yang akan anjlok jika pemerintah benar-benar mengimpor beras.
Beri justru meminta pemerintah tidak impor beras, namun mengolah gabah milik petani secara maksimal.
"Jika ingin menyiapkan stok pangan, sebaiknya pemerintah menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya dengan harga layak," kata Beri saat dihubungi.
Baca juga: Kalau Gabah Kami Kurang Bagus karena Hujan, Sediakan Solusi, Jangan Malah Impor Beras...