Menurut Ita, omzet berjualan kaktus mulai naik sejak Juni 2020. Kenaikan omzet sampai 100 persen.
“Mungkin karena pandemi, kita tau ibu-ibu yang bosan di rumah, kemudian memilih untuk memelihara tanaman kaktus ini, penghasilan sebulan biasa Rp 10 juta, jadi Rp 20, bahkan sampai 26 juta,” kata Ita.
Di rumah yang disulap sebagai tempat memelihara kaktus itu, terdapat empat pegawai yang membantu Ita. Seorang karyawan bertugas sebagai perajin gerabah membuat pot kaktus, dua orang mengecat pot, dan satu pegawai untuk membungkus pesanan pembeli.
Pelanggan Ita tak hanya dari Matara, kaktusnya telah terjual hingga Jakarta dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Harapan Ita, ia memiliki kebun yang luas sehingga bisa leluasa dan kreatif membudidaya tanaman kaktus suatu hari nanti.
Wanita bergelar Sarjana Peternakan ini mengaku, pernah ada tawaran dari bank yang meminjamkan uang untuk memperluas usahanya, namun dirinya menolak karena masih belum siap.
Jika ada investor yang ingin mengajaknya bekerja sama membangun usaha, ia sangat terbuka untuk menerima tawaran tersebut.
Ita pun berpesan kepada masyarakat agar menekuni hobi dengan baik.
“Apapun hobimu, lakukan dengan baik, dan cobalah berinovasi melakukan hal yang baru agar orang itu tertarik, dan menghargai karya kita” kata Ita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.