Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Gabah Kami Kurang Bagus karena Hujan, Sediakan Solusi, Jangan Malah Impor Beras..."

Kompas.com - 19/03/2021, 09:50 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com-Ketua Pedagang Beras Pasar Johar, Karawang, Sri Narbito menyebut rencana impor beras menjelang musim panen tidaklah tepat. Sebeb, hal itu akan menyebabkan harga beras dan gabah turun.

"Ya tentu saja (menolak). Karena dampaknya menurunkan harga. Kalau pemerintah perlu untuk stabilisasi harga okelah. Tapi saat ini tidak tepat, karena harga sudah mulai turun," ungkap Sri ditemui di Toko Beras Astu, Kamis (18/3/2021).

Terlebih, kata dia, musim panen mulai tiba. Demak misalnya sudah panen sejak pertengahan Februari 2021. Kemudian disusul Indramayu dan sebentar lagi Karawang.

"Pada umumnya panen mulai bulan Maret-Juni, beras banyak, melimpah," ungkap dia.

Baca juga: Bupati Karawang Keberatan Wacana Impor Beras Jelang Panen Raya, Sebut Harga Gabah Bisa Anjlok

Jika harga cenderung turun, kata dia, biasanya pedagang mengurangi pembelian beras. Akibatnya beras menumpuk di penggilingan. Sri menyebut petani dan pedagang tentu saja berharap harga beras tak turuns secara signifikan.

"Karena beras banjir di pasar, harga turun, cenderung turun dan turunnya agak banyak. Yang bulan lalu dijual Rp 8.800  sekarang Rp 7.800," ungkap Sri yang sudah 25 tahun jadi pedagang beras itu.

Sri juga memahami prinsip impor untuk cadangan pangan dalam waktu lama. Pemerintah, kata dia, pastinya memiliki data akurat soal itu. Untuk disimpan dalam waktu lama, kadar air dalam beras harus di bawah 14 persen. Sedang beras petani kadar airnya di atas 14 persen.

"Bulog tidak bisa menyerap beras di pasaran karena syarat kadar air di bawah 14 persen," ungkapnya.

Baca juga: Soal Rencana Pemerintah Impor Garam, Ini Curhat Petani di Karawang

Beri Tohari, petani muda asal Desa Ciranggon Kecamatan Majalaya, Karawang, menyebut pemerintah tidak peka terhadap kehidupan petani. Di tengah bencana yang terjadi, ia berharap impor beras tidak dilakukan. Apalagi produksi gabah nasional tidak terlalu ambruk.

"Jika ingin menyiapkan stok pangan, sebaiknya pemerintah menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya dengan harga layak," kata Beri saat dihubungi.

Menurutnya, jika beras impor beredar di masyarakat, bisa dipastikan harga beras lokal akan kalah bersaing. Hal itu mengacu kepada hukum ekonomi yang menyebutkan jika barang melimpah, sedangkan permintaan sedikit maka harga suatu barang akan turun.

"Kalau kualitas gabah kami kurang bagus akibat hujan, ya sediakan open atau drayer, bukan malah mendatangkan beras dari luar," ungkapnya.

 

Hal yang sama disampaikan Ketua Poktan Mulyatani, Kecamatan Pakisjaya, Samsudin. Ia berpendapat kebijakan impor beras tidak berpihak kepada petani. Apalagi belum lama ini pemerintah mengurangi kuota pupuk bersubsidi dan menaikan harganya yang berdampak pada naiknya biaya produksi.

"Beban petani bakal bertambah, jika impor beras jadi dilakukan," ucapnya.

Dijelaskan, peningkatan harga pupuk ternyata tidak sebanding dengan harga gabah saat ini.

"Gabah kering panen (GKP) hanya laku Rp 4.100 per kilogram. Padahal idealnya Rp 5.000 per kilogram agar biaya produksi tertutup," kata Samsudin.

Menurut Samsudin, jikp Pemerintah ingin menyiapkan stok, bisa dilakukan dengan membeli gabah petani lokal. Apalagi, saat ini di beberapa sentra produksi padi di Karawang sedang panen.

Samsudin juga menyebut penurunan produksi tidak terlalu signifikan. Sebab, banjir kali ini lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan, bukan areal sawah.

Kepala Dinas Pangan Kabupaten Karawang Kadarisman menyebutkan, Karawang masih tetap surplus beras meski beberapa waktu lalu dilanda banjir.

"Turun produksi relatif kecil (akibat banjir). Kurang lebih 2.100 ton gabah kering panen yang hilang akibat banjir," ujar Kadarisman.

Meski begitu, kata Kadarisman, Karawang masih tetap surplus beras. Produksi padi tiap tahun di karawang kurang lebih 1,1 - 1,2 juta ton gabah kering panen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com