Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komoditas Lada Dicaplok Negara Lain, Gubernur Babel Ancam ke Pengadilan Internasional

Kompas.com - 18/03/2021, 23:16 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman membuka opsi untuk menempuh jalur hukum hingga ke pengadilan internasional jika ditemukan pihak-pihak asing yang mempermainkan harga lada dari Bangka Belitung.

Selama ini harga lada anjlok karena maraknya lada oplosan serta sistem pelabelan tidak sesuai negara produsen.

"Kita akan ke pengadilan internasional jika ditemukan lada yang berasal dari Babel tetapi berlabelkan negara lain, karena kekuatan kita dari IG (Indikasi Geografis)," kata Erzaldi saat sosialisasi program budidaya rempah di Bangka Tengah, Rabu (17/3/2021).

Menurut Erzaldi, masyarakat khususnya para petani harus jeli dan bersikap cerdas. Agar harga lada bisa terus naik dan tidak dipermainkan orang lain.

Baca juga: Puluhan Rumah di Bangka Selatan Rusak Diterjang Puting Beliung

Ia menilai, agar harga bisa terkendali, maka petani Bangka Belitung harus memegang kendali.

"Seperti lada, jangan sampai tidak terkendali. Kita harus kembalikan harga Lada Muntok White Pepper ini kembali seperti dulu lagi. Lada di Eropa sudah tidak lagi dikenal berasal dari Babel, sejak tambang rakyat mulai dibuka. Karena lada asal Babel menjadi peluang negara lain untuk dijadikan campuran. Saya tegaskan saya tidak ingin lada kita dicampur-campur orang lain," tegas Erzaldi.

Salah satu upaya pemerintah untuk mengembalikan kejayaan lada yakni dengan Indikator Geografis dari buku putih yang sudah didapatkan bulan lalu.

Buku tersebut jadi panduan karena telah disahkan Kemenkum HAM.

Indikator Geografis

Kepala Dinas Pertanian Juaidi mengatakan, harga lada Babel saat ini berkisar di angka Rp 68.000 sampai Rp 69.000.

"Itu harga rata-rata penjualan ke pengumpul," ujar Juaidi.

Harga lada yang berangsur-angsur naik ini diawali dari Bangka Belitung menerima perubahan "Buku Putih" (deskripsi) IG (Indikasi Geografis) Lada Putih Muntok (Muntok White Pepper) dengan sertifikat IG No ID G-000 000 004 dari Kemenkumham RI cq DJHKI, belum lama ini.

Dengan adanya buku putih tersebut, maka semua lada yang diperdagangkan dari Babel harus memakai IG yang dikeluarkan oleh Kemenkumham, sehingga tidak ada lagi yang bisa mempermainkan harga lada dan ekspor lada sembarangan.

"Saat ini sudah ditata kembali pola pemasarannya dengan pemberlakuan IG, sehingga tidak ada lagi penjualan lada tanpa IG. Karena akan berdampak brand lada Babel akan kembali terangkat di mata internasional," ulas kepala dinas.

Baca juga: Mulai Senin Ini, Pemprov Bangka Belitung Hapuskan Sistem WFH

Naiknya harga lada semakin mempertegas perlunya petani memanfaatkan resi gudang yang telah difasilitasi pemprov bersama perbankan.

Kata Juaidi, resi gudang membantu petani dalam menampung hasil panen dan bisa dijual sewaktu-waktu jika harga sudah dianggap menguntungkan.

Penyimpanan lada melalui resi gudang juga memungkinkan petani mendapatkan pembiayaan sejak awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com